koranindopos.com – Jakarta. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengeluarkan imbauan kepada pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia untuk membentuk program pembangunan rumah yang tahan gempa. Imbauan ini dilontarkan sebagai respons terhadap risiko gempa yang cukup besar di sejumlah wilayah, terutama di Pulau Jawa.
“Kita terus mendorong kepada masyarakat dan pemerintah daerah bahwa harus memiliki program memperkuat rumah-rumah yang saat ini sedang dibangun,” ujar Kepala BNPB Suharyanto pada Jumat (12/1/24).
Pentingnya membangun rumah yang tahan gempa menjadi sorotan utama setelah gempa magnitudo 4,1 dan 4,8 melanda Sumedang, Jawa Barat. Pengalaman ini memberikan pelajaran bahwa sebagian besar rumah di wilayah Jawa, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, memiliki struktur yang tidak tahan gempa.
“Kita pikir tidak ada masalah, begitu kita sampai di sana, banyak yang rusak,” tambah Kepala BNPB Suharyanto.
Menurutnya, risiko bangunan yang tidak tahan gempa meningkatkan potensi korban jiwa, mengingat korban pada gempa umumnya disebabkan oleh runtuhan bangunan. Oleh karena itu, program memperkuat struktur rumah menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan dan mitigasi risiko bencana.
Kepala BNPB Suharyanto juga menyoroti Jakarta, khususnya meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan bahwa bangunan yang memiliki tujuh lantai ke bawah harus tahan gempa. Ia menjelaskan bahwa bangunan di atas tujuh lantai umumnya sudah didesain untuk tahan gempa.
“Kita juga sudah berbicara dengan Pak Gubernur untuk memperkuat bangunan tujuh lantai ke bawah, karena bangunan di atas tujuh lantai mungkin sudah didesain agar tahan gempa,” tutup Kepala BNPB Suharyanto.
Dengan imbauan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah konkrit dalam memastikan bahwa pembangunan rumah di wilayahnya memperhatikan standar keamanan dan ketahanan gempa, sehingga dapat melindungi warga dari potensi risiko bencana yang dapat terjadi. (hai)