Koranindopos.com – Jakarta. Lembaga Amil Zakat Nasional serta Nazir Yayasan Wakaf Djalaluddin Pane bukapangan (LAZ YWDP bukapangan) baru saja meluncurkan 17 program ZIS, 7 program wakaf. Acara yang digelar di Bale Nusa, Jakarta Selatan, Rabu (25/1) tersebut dihadiri oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, BAZNAS, MUI serta para mitra rekan kolaborator dari LAZ YWDP bukapangan.
Bukapangan memang ingin menjadikan pangan sebagai gerbang pembuka pintu pemberdayaan.
Pasalnya, kesenjangan antara kemampuan mengakses dengan kebutuhan atas pangan semakin berjarak. Hal tersebutlah yang membuat Bukapangan semakin meneguhkan sikap dengan program-program pemberdayaan yang berkaitan erat dengan pangan.
“Tentu sebagai LAZNAS dan juga Nazir Wakaf kami perlu menyiapkan banyak program, pertama untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat, kedua agar bisa mengakomodir panyak munfiq, muzaki serta para wakif untuk menyalukan zakat infaq sedekah dan Wakafnya,” ujar Mirah Hartika selaku Presiden Direktur LAZ YWDP Bukapangan.
Acara ini sendiri terdiri dari tiga agenda besar yaitu penandatanganan MoU dengan beberapa mitra program, serta bukapangan Leaders Talk. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi LAZ YWDP bukapangan untuk bisa meluaskan kebermanfaatannya bagi umat. Terutama kebermanfaatan untuk masyarakat fakir dan miskin.
“Memang pangan sudah harus menjadi perhatian kita bersama terutama yang melilit masyarat fakir dan miskin,” ucap Mirah Hartika.
Sebagai lembaga zakat, Bukapangan memiliki cakupan wilayah, yaitu di Jabotabek, Sumatera Utara, Yogyakarta dan Jawa Barat. Dan pulau Jawa menjadi perhatian utama.
“Kalau dari data statistik, Jawa Tengah itu banyak sekali penduduk yang fakir miskin. Jadi 60 persen penduduk Indonesia kan di pulau Jawa, hampir separuhnya miskin dan itu di Jawa. Jadi kita harus mendekati itu,” papar Mirah Hartika.
“Pangan itu ada di semua rentang usia. Setiap periode usia kita punya program yang berbeda,” sambungnya.
Sementara itu, Debby FL Pane, selaku Ketua Dewan Pembina LAZ YWDP Bukapangan menuturkan bahwa LAZ YWDP dalam kiprahnya di dua tahun ini telah berupaya semaksimal mungkin dalam menghadirkan program-program yang menjadi solusi untuk persoalan-persoalan yang sangat mendasar di akar rumput.
“Kami melihat hari ini persoalan pangan sangat pelik ditengah ketidakstabilan kondisi global dan ketergantungan atas pangan dari luar membuat masyarakat miskin dan pra sejahtera tidak mampu mengakses pangan yang bergizi,” ujar Debby. (AL).