ANIES tidak menangis. Usahanya berbuah manis. Meski menuai sinis. Kritik bengis pun terkikis. Selamat untuk Anies. Apapun, puncak Hajatan Jakarta terlaksana. Semua gembira. Jakarta berjaya di level dunia. Ya! Semua harus terima. Itulah hasil ajang balap Formula E yang mungkin semua orang meragukan akan terselenggara.
Bukan Anies Baswedan namanya jika tidak spontan. Semua serba spartan. Visi jauh ke depan. Urusan misi, serahkan pada relawan militan. Tetapi kita semua harus akui, strategi itu jitu! Tanpa bantuan. Tanpa “sumbangan” (BUMN). Tetapi semua jalan.
Semua layak berbangga. Bukan hanya Jakarta. Tapi Indonesia. Dan apapun, Saya, Anda, Kita, ikut “menyumbang”. Uang kita bersama. Hasil pungutan pajak negara. Maka, sejenak kita berhak ikut bersorak. Hasilnya tidak sia-sia. Uang nyaris Rp 1 triliun sepadan dengan harapan.
Melansir dari situs jakarta.bpk.go.id yang mengutip beritasatu.com, uang commitment fee yang disetor Pemprov DKI Jakarta kepada Formula E Operations (FEO) Ltd pada 2019-2020 – promotor dan pemegang lisensi Formula E – adalah 53 juta GBP (British Pound Sterling). Setara Rp 983,31 miliar. Itu terungkap dari hasil audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) DKI Jakarta Tahun 2019 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Namun itu sudah tuntas. Dalam tulisan ini tidak akan saya bahas. Semua tahu. Cerita itu – polemik anggaran – cukup berliku. Yang penting sekarang semua senang. Tidak hanya Mitch Evans yang menang. Tapi kita semua juga menang. Bukan hanya Evans yang menutup seri kesembilan E-Prix 2022 ini dengan tropi juara. Tetapi kita. Bangsa Indonesia, dengan dua kata; kita juara! (*)
good info