koranindopos.com. Fast Retailing Co, Ltd. (“Fast Retailing” atau “Grup”; kode saham HK: 6288) hari ini melaporkan rekor kinerja bisnis tertinggi untuk tahun fiskal 2023 (FY2023). Keberhasilan ini didorong oleh performa yang kuat dari segmen bisnis UNIQLO Internasional , yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan melebihi setengah dari total pendapatan grup untuk pertama kalinya dan dengan peningkatan laba operasional menjadi sekitar 60% dari total konsolidasi.
Selain terus memperluas pangsa pasarnya di Asia Tenggara, Amerika Utara, dan Eropa, UNIQLO juga telah memasuki fase pertumbuhan baru di kawasan Tiongkok Raya pada paruh kedua tahun ini. Tren pertumbuhan yang stabil dari segmen bisnis UNIQLO Internasional dan GU semakin menunjukkan kesuksesan program Grup ini dalam mendiversifikasi sumber pendapatannya.
Pendapatan konsolidasi Grup untuk tahun ini hingga 31 Agustus 2023 telah mencapai angka ¥2,7665 triliun, atau melonjak 20,2% dari tahun sebelumnya, sementara laba usaha juga mengalami peningkatan sebesar 28,2% menjadi ¥381 miliar. Pendapatan keuangan juga mencatatkan laba bersih sebesar ¥56,8 miliar, yang disebabkan oleh penyesuaian penjabaran mata uang asing sebesar ¥25,3 miliar dan keuntungan bersih atas pendapatan bunga sebesar ¥31,5 miliar.
Secara keseluruhan, laba sebelum pajak penghasilan mencapai ¥437,9 miliar, atau meningkat 5,9% dari tahun sebelumnya, dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk telah meningkat 8,4% menjadi ¥296,2 miliar. Dengan pencapaian ini, Fast Retailing mencatatkan rekor kinerja tertinggi selama tiga tahun berturut-turut.
Dividen akhir tahun per saham diprediksi akan meningkat menjadi ¥165, dengan dividen interim sebesar ¥125, yang membuat dividen tahunan per saham menjadi ¥290; atau meningkat ¥83 dari tahun fiskal 2022.
Fast Retailing juga telah merilis proyeksi untuk tahun fiskal 2024, yang mencerminkan estimasi pendapatan dan laba operasional yang lebih tinggi. Pendapatan secara keseluruhan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 10,2% menjadi ¥3,05 triliun, sementara laba operasional diantisipasi mengalami kenaikan sebesar 18,1% menjadi ¥450,0 miliar.
Proyeksi juga mencakup estimasi kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 4,6%, menjadi ¥310,0 miliar. Berdasarkan estimasi ini, dividen tahunan per saham diantisipasi akan mencapai ¥330, dengan pembagian yang merata antara dividen interim dan dividen akhir tahun masing-masing sebesar ¥165; atau meningkat sebesar ¥40 dari tahun fiskal 2023.
Selama tahun fiskal 2023, segmen bisnis UNIQLO Internasional melaporkan pertumbuhan yang kuat dalam hal pendapatan dan laba. Pendapatan meningkat sebesar 28,5% menjadi ¥1,4371 triliun, sementara laba operasional mengalami peningkatan sebesar 43,3% menjadi ¥226,9 miliar.
Pendapatan dari segmen ini mencakup lebih dari 50% dari total pendapatan global untuk pertama kalinya dalam basis tahunan. UNIQLO China juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam hal pendapatan dan laba. Pendapatan mencapai ¥620,2 miliar, sementara laba operasional mencapai ¥104,3 miliar, dengan kenaikan masing-masing sebesar 15,2% dan 25,0%.
Meskipun penjualan di wilayah ini sempat mengalami kesulitan pada semester pertama akibat dampak COVID-19, namun bisnis kembali pulih lebih cepat daripada yang diharapkan pada semester kedua dan berhasil mencetak rekor kinerja sepanjang tahun.
Empat wilayah yang mencakup UNIQLO Korea Selatan, UNIQLO Asia Tenggara, UNIQLO India, dan UNIQLO Australia turut mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan, dengan peningkatan penjualan hingga mencapai ¥449,8 miliar, atau meningkat 46.1% dari tahun sebelumnya, dan laba operasional mencapai ¥78,2 miliar, atau meningkat 36.4% dari tahun sebelumnya.
Di kawasan ini, UNIQLO Asia Tenggara, India & Australia melaporkan peningkatan yang cukup besar dalam hal pendapatan dan laba. Peningkatan penjualan disebabkan oleh jumlah permintaan yang tinggi akan jajaran produk inti seiring dengan meluasnya basis pelanggan dan melambungnya kebutuhan terkait perjalanan.
Laba operasional melemah pada semester kedua dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika penundaan distribusi mengakibatkan kekurangan stok dan membuat diskon tidak mungkin dilakukan. Marjin laba kotor semester kedua juga terkena dampak negatif dari diberlakukannya bea masuk yang lebih tinggi di Indonesia.
UNIQLO Amerika Utara mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam hal pendapatan dan laba, dengan peningkatan pendapatan sebesar 43,7% menjadi ¥163,9 miliar dan lonjakan laba operasional sebesar 91,9% menjadi ¥21,1 miliar. UNIQLO berhasil mempertahankan tingkat penjualan yang tinggi selama periode tersebut dengan dengan memastikan ketersediaan yang memadai untuk produk-produk strategis dan meningkatkan kesadaran merek.
Sementara itu, UNIQLO Eropa juga mencatat peningkatan yang signifikan dalam hal pendapatan dan laba untuk tahun ini. Pendapatan meningkat 49,1% menjadi ¥191,3 miliar, dan laba operasional meningkat sebesar 82,5% menjadi ¥27,3 miliar. Minat konsumen Eropa terhadap konsep LifeWear semakin berkembang, sehingga basis pelanggan pun terus bertambah.
UNIQLO Jepang mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 9,9% mencapai total ¥890,4 miliar, sementara laba operasionalnya mengalami kenaikan sebesar 9,2% mencapai ¥117,8 miliar. Jumlah penjualan di toko yang sama sepanjang tahun, termasuk penjualan online, mengalami peningkatan sebesar 7,6% dari tahun sebelumnya.
Pada paruh pertama tahun fiskal 2023, penjualan di toko yang sama tumbuh 10,0% berkat penjualan pakaian dalam HEATTECH dan produk musim dingin lainnya. Pada paruh kedua, penjualan di toko yang sama meningkat 4,7% berkat penjualan produk pakaian dalam AIRism, AirSense, dan celana lipit. Penjualan e-commerce juga meningkat sebanyak 2,3% sepanjang tahun sehingga mencapai ¥133,8 miliar, dan saat ini menyumbang 15,0% dari total pendapatan perusahaan.
Selanjutnya, pendapatan GU, merek pakaian kasual Fast Retailing, telah tumbuh sebesar 20.0% dari tahun sebelumnya menjadi ¥295,2 miliar, sementara laba usaha meningkat 56,8% menjadi ¥26,1 miliar. Kinerja positif ini dicapai melalui keberhasilan dalam pengurangan jajaran produk yang ditawarkan oleh merek tersebut, sehingga memastikan pasokan yang cukup untuk produk-produk yang populer di musim tersebut.
Segmen Global Brands melaporkan peningkatan pendapatan yang signifikan dan pemulihan profitabilitas di tingkat bisnis. Total pendapatan meningkat 15,0% dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai ¥141,6 miliar, sementara laba usaha mencapai ¥0,5 miliar, atau berbanding dengan kerugian sebelumnya yaitu sebesar ¥0,2 miliar pada tahun fiskal 2022.
Meskipun kerugian operasional dalam segmen ini meningkat menjadi ¥3,0 miliar dari ¥0,7 miliar pada tahun fiskal 2022, hal ini disebabkan oleh kerugian yang timbul akibat penutupan toko dan upaya reformasi bisnis pada label Comptoir des Cotonniers. Selanjutnya, Label Theory mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam pendapatan dan laba, yang didorong oleh kinerja yang kuat dari operasinya di Asia dan Jepang.
Visi Fast Retailing adalah untuk menjadi merek nomor 1 terkemuka di dunia yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dipercayai oleh pelanggan di seluruh dunia.
Untuk mencapai tujuan ini, Grup ini akan memusatkan perhatian pada hal-hal berikut: menjadi peritel konsumen digital, mendiversifikasi sumber pendapatan, mengadopsi model bisnis yang mendukung keberlanjutan, memperluas segmen bisnis GU, Theory, dan merek global lainnya, serta memperkuat sumber daya manusia.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman global akan konsep UNIQLO LifeWear yang menawarkan pakaian sehari-hari yang sederhana, berkualitas tinggi, dan praktis, sekaligus berkomitmen untuk memproduksi dan menjual produk LifeWear di lingkungan kerja yang aman dan etis, dengan mengurangi dampak terhadap lingkungan, serta mendukung sirkularitas produk setelah pembelian melalui perbaikan, daur ulang, dan penggunaan kembali. (ris)