Kesebelas mahasiswa tersebut adalah Alifia Maharani Putri (FKUI 2018), Ghina Rania (FKUI 2019), Christopher Christian (FKUI 2018), Stephanie Gosal (FKUI 2018), Kareen Tayuwijaya (FKUI 2018), Anindya Putra Julianno (FKUI 2019), Nabilah Nurul Islami (FKUI 2018), Annisa Putri Aulia (FKUI 2018), Ris Raihan Felim (FKUI 2018), Muhammad Ikhsan Nur Karim (FKUI Kelas Internasional 2016), dan Shafa Ayuthaya (FKUI 2018).
Christopher Christian, mahasiswa FKUI lainnya, mengatakan bahwa program pertukaran ini memberikan kesempatan emas bagi mahasiswa Indonesia untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman tentang berbagai budaya. “Menjalani kehidupan di benua lain membuka mata saya terhadap aspek-aspek kehidupan yang beragam, seperti pentingnya kemandirian dan pemahaman tentang keberadaan kehidupan di belahan dunia lain dengan sistem dan budaya yang berbeda dari Indonesia. Lebih dari itu, pengalaman pertukaran pelajar ini juga memperkuat kesadaran saya akan keunikan budaya Indonesia, yang semakin menguatkan rasa cinta saya terhadap tanah air.”
Para mahasiswa berada di Belanda selama 3 bulan, yaitu dari bulan September sampai November 2023, untuk menjalani perkuliahan dengan preferensi yang berbeda-beda seperti Heart and Blood Vessels, Advanced Fetal and Neonatal Care, Innovations in Primary Care, Global Health, Medical Technology (voorheen Biomedical Imaging), Spine and Skullbase surgery & Otolaryngology-Audiology, Molecular Targets and Cancer therapy, dan Immunotherapy of Cancer. Cellular Therapies, Medical education, dan Advanced fetal and neonatal care.
Annisa Putri Aulia, peserta program half minor yang ikut dalam program Global Health mengatakan, “Melalui program ini, saya mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri. Dengan begitu, saya dapat mengembangkan pemahaman saya tentang berbagai aspek, tidak hanya dalam bidang kedokteran, tetapi juga dalam hal budaya dan kehidupan di negara lain. Saya berusaha memetik pelajaran berharga yang bisa diterapkan di Indonesia di masa mendatang.”
Sementara itu, Alifia Maharani Putri yang mengambil program Half Minor Advanced Fetal and Neonatal Care, mengaku mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa dari perspektif yang berbeda. “Program half minor ini memberikan pengetahuan luas mengenai perkembangan teori dan penelitian bayi prematur, kehamilan kembar, penyakit jantung bawaan, hingga kelainan imunologi pada bayi. Disini saya belajar dasar teori untuk menyelamatkan dan memberikan perawatan terbaik untuk bayi. Semoga ilmu yang dipelajari ini dapat memberikan manfaat yang luas di Indonesia.”
Testimoni lain datang dari Stephanie Gosal, salah satu mahasiswa yang mengikuti Half Minor Spine and Skullbase surgery & Otolaryngology-Audiology. “Saya senang sekali saat itu saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan operasi tulang belakang pada kadaver, atau mayat yang sudah diawetkan. Pengalaman untuk menggunakan instrumen spesialistik pada tulang yang nyata merupakan pengalaman yang tidak mudah didapat oleh mahasiswa kedokteran umum. Program ini sangat memperdalam ketertarikan saya terhadap dunia spesialis nanti.”
Nabilah Nurul Islami, yang mengikuti Half Minor Heart and Blood Vessels juga mengaku bersyukur dapat berkesempatan mendalami ilmu jantung dan pembuluh darah di negeri Belanda. “Saya mendapat banyak pengalaman berharga setelah mengikuti program ini. LUMC sangat mengedepankan riset dan pemahaman mendalam untuk mengembangkan inovasi pengobatan di masa depan. Saya juga senang berkesempatan masuk ke ruang operasi jantung terbuka, lab kateterisasi, hingga belajar langsung simulasi melakukan PCI.”
Keikutsertaan mahasiswa FKUI pada program Half Minor LUMC merupakan bagian dari bentuk kerja sama antara FKUI dengan LUMC dalam bidang pertukaran mahasiswa yang telah berlangsung sejak tahun 2014. Secara berkala kedua institusi mengirimkan mahasiswanya untuk saling bertukar ilmu dan pengalaman baik di Indonesia maupun Belanda. Program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara kedua negara dalam bidang pendidikan dan kesehatan. (sh)