Koranindopos.com – Jakarta. Sineas muda berbakat, Haikal Damara, terus menorehkan jejaknya dalam dunia perfilman dan musik Indonesia. Mengenai pengalamannya menyutradarai video musik “Dede Gembil Gembul” yang melibatkan sineas muda, Haikal berbagi, “Seru banget, soalnya semua diserahkan langsung ke Saya untuk perihal creative, jadinya saya sebagai sutradara bisa eksplore semaksimal mungkin untuk karya video Music Gembil Gembul.”
Dalam perannya sebagai creative dan sutradara dalam video musik tersebut, Haikal Damara berhasil menghadirkan ciri khas karakter kocak dari Dede Gembil dan Gembul dengan baik. Perannya adalah mengarahkan adegan dan storytelling agar pesan yang diinginkan terdeliver dengan baik dan menghibur.
Tidak hanya terpaku pada video musik, Haikal Damara juga membuktikan diri dalam film-film panjang. Karya terbarunya, “Marley,” yang tidak hanya menjadi catatan prestisius sebagai penulis skenario tetapi juga menyampaikan pesan moral kuat untuk tidak mengkonsumsi daging anjing. Haikal, yang juga pecinta hewan, dengan penuh empati mengungkapkan, “Anjing harus digebuk sampai pingsan dan dibakar dalam keadaan setengah sadar, baru kemudian dimasak, kasihan.”
Berkolaborasi dengan Reza Artamevia dalam video musik “I’m Happy,” Haikal berperan sebagai co-director. Kolaborasinya mempengaruhi hasil akhir dengan sentuhan Surabaya yang kental. Reza Artamevia yang akrab dengan Arek Suroboyo memberikan nuansa tersendiri pada proyek tersebut.
Dalam menggarap video musik “Harapan Tak Kunjung Usai” oleh Hazama x ST 12, Haikal, sebagai co-director, menghadapi tantangan musik dengan genre yang jarang ia dengarkan. Namun, kelebihan lirik lagu yang “deep” memunculkan ide-ide pengarahan yang memukau.
Video musik “Anakku Yang Terbaik” oleh Dede Gembil Gembul mencerminkan inspirasi Haikal dari acara TV tahun 90-2000 an awal, seperti blues clues, sesame streets, dan film home alone, dengan kekonyolan dan komedi slapstick sebagai ciri khasnya.
Dalam pengalaman berkolaborasi dengan Kenny, Theo, dan Keke dalam video musik “Ibu,” Haikal mengungkapkan kegembiraannya karena kreativitas sepenuhnya diserahkan padanya, memungkinkannya untuk mengeksplorasi banyak hal tanpa banyak revisi.
Tak hanya terfokus pada video musik, Haikal juga berhasil menyusup dalam film horor “Rumah Iblis” sebagai Asisten Sutradara. Tantangan utamanya bukan hanya pada pengarahan pemain untuk menciptakan suasana seram, tetapi juga pada jadwal yang ketat dan cuaca hujan di lokasi syuting di Jogja.
Dalam menciptakan skenario untuk film “Marley” yang diproduksi oleh Denny Siregar, Haikal memfokuskan pesan edukasi untuk tidak makan daging anjing dan menghargai guru. Cerita tersebut menggambarkan hubungan akrab antara seorang guru honorer dengan anjing terlantar yang akhirnya menjadi sahabat.
Film pendek “Almarhum Ayah atau Istri,” yang diproduseri langsung oleh Mama Rieta (frame ritz), membawa kebanggaan bagi Haikal. Mengagumi FTV-FTV dari frame ritz sejak remaja, Haikal berhasil mewujudkan cita-citanya dengan menghasilkan film pendek yang menghibur dan ringan.
Haikal Damara berhasil menggabungkan peran sebagai creative dan sutradara dalam karya-karyanya, memastikan bahwa setiap aspek kreatif terkoordinasi sebelum eksekusi di lapangan. Dalam web series “Di Antara Sunyi,” Haikal menyampaikan pesan tentang menghargai apa yang dimiliki saat ini, dengan sentuhan twist yang membuat ceritanya menarik untuk diikuti.
Melintasi berbagai proyek, Haikal Damara terus membuktikan bahwa semangat kreativitasnya membawa warna baru dalam dunia sineas muda Indonesia. Dengan dedikasinya untuk terus berkarya, Haikal menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengukir prestasi di dunia perfilman dan musik Tanah Air.