koranindopos.com – JAKARTA. Di tengah gejolak ekonomi global yang belum mereda, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jakarta tetap tinggi tahun 2023 ini. ”Kami mengikuti siklus ketika kami memproyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun menjelang. Angkanya kami proyeksikan tumbuh 5 – 5,8 persen. Tentunya kami berharap bisa tumbuh di batas atas, yakni 5,8 persen,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar.
Meski diperkirakan tumbuh tinggi, Arly tidak menampik bahwa pertumbuhan tersebut lambat dibandingkan 2022. ”Kalau kita lihat memang bila dibandingkan 2022 sedikit turun. Tahun 2022 proyeksi angkanya 5,3 – 6,1 persen,” terangnya.
Menurut Arly, ada tiga faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi. Pertama, kondisi global, kondisi global yang belum kondusif. Hal itu terlihat dari masih berlanjutnya ketegangan politik serta potensi risiko di negara maju. ”Ini masih menjadi faktor yang memberikan tekanan yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Sementara faktor kedua yakni nasional. Hal terjadi itu karena nasional juga memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan daerah. Selanjutnya, faktor dari Jakarta sendiri. Oleh karena itu, lanjutnya, bagaimana Jakarta bisa mengembangkan sektor-sektor yang dianggap menjadi potensi.
Lebih lanjut, Arly juga menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong ekonomi Jakarta tetap tumbuh tinggi. Pertama, tingkat keyakinan konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi masih optimis dan akan terus meningkat. ”Masyarakat juga optimis bahwa kegiatan usaha, penghasilan, dan ketersediaan lapangan kerja masih akan tetap tumbuh tinggi,” imbuhnya, (wyu/mmr)