koranindopos.com – Jakarta. Menanggapi isu polusi udara dan menjelang pelaksanaan KTT ASEAN, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana untuk menguji coba sistem Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi sekolah yang berlokasi di sekitar tempat pelaksanaan KTT ASEAN.
Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menjelaskan rencana ini pada Kamis (17/8). Uji coba sistem WFH akan berlangsung pada 21 Agustus hingga 21 Oktober 2023 dengan persentase kehadiran pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta sebesar 50 persen. Namun, hal ini hanya berlaku bagi ASN yang menjalankan fungsi staf atau pendukung, sementara layanan yang bersifat langsung kepada masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan layanan di tingkat kelurahan tetap berjalan normal.
“Jajaran Pemprov DKI Jakarta tetap berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Kami pastikan penerapan WFH tidak berdampak pada pelayanan publik dan pekerjaan tetap dilakukan sebagaimana mestinya,” tegas Sigit.
Selama pelaksanaan KTT ASEAN yang berlangsung pada 4-7 September 2023, persentase pegawai yang bekerja dari kantor dan yang melaksanakan WFH akan disesuaikan. Pegawai yang bekerja dari rumah akan mencapai 75 persen sementara yang bekerja dari kantor sebanyak 25 persen. Penyesuaian ini berlaku khusus bagi kantor-kantor pemerintahan yang berdekatan dengan lokasi KTT ASEAN.
Sigit juga menjelaskan tentang penerapan PJJ di sekolah yang berlokasi di sekitar lokasi KTT ASEAN. Sistem PJJ ini hanya berlaku saat KTT ASEAN berlangsung, yaitu pada 4-7 September 2023. Kehadiran siswa dalam PJJ akan mencapai 50 persen, sementara guru dan tenaga pendidik tetap beraktivitas 100 persen.
“PJJ hanya berlangsung selama KTT ASEAN dan hanya berlaku untuk sekolah-sekolah di sekitar venue KTT ASEAN, seperti daerah Thamrin, Sudirman, Tanah Abang, Kuningan, dan Menteng. Sekolah yang berada di lokasi jauh dari venue KTT ASEAN akan tetap beraktivitas seperti biasa dengan kehadiran siswa 100 persen setelah KTT ASEAN berakhir,” paparnya.
Rencana ini diharapkan dapat membantu mengurangi polusi udara yang mungkin terjadi selama KTT ASEAN serta memberikan kenyamanan bagi warga Jakarta yang terkena dampaknya.(dni)