koranindopos.com – Jakarta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan adanya potensi besar cadangan gas di Selat Makassar yang semakin memperkuat optimisme dalam mendukung ketahanan energi dan transisi energi nasional. Proyek Gas Selat Makassar yang digarap oleh perusahaan multinasional ENI terus menunjukkan perkembangan signifikan.
Proyek gas baru di Selat Makassar memiliki cadangan lebih dari 10 Triliun Cubic Feet (TCF), dengan rincian Blok North Ganal (Geng North) sebesar 4,1 TCF dan Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang mencakup Blok Rapak dan Blok Ganal sebesar 6,3 TCF.
“ENI sudah ada di Marakes, sekarang dia mengakuisisi Chevron IDD kemudian bertemu lagi di Geng North. Jadi tahap yang sekarang dikerjakan adalah Geng North dan di wilayah IDD. Ini mulai dibor dan mulai berangsur diproduksi, dan produksinya akan disalurkan ke Bontang untuk mengaktifkan kembali fasilitas LNG yang sudah dihentikan,” ujar Arifin pada Temu Media di Jakarta, Jumat (2/8).
Proyek IDD, yang merupakan proyek gas di perairan laut dalam Kutai Basin dengan kedalaman 1000-2000 meter, telah diakuisisi oleh ENI dari Chevron pada September 2023. Proyek ini telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Pada akhir Juli 2024, Kementerian ESDM telah menyelesaikan persetujuan perpanjangan Blok dan Plan of Development (POD) untuk IDD (Rapak, Ganal) dan Muara Bakau, sehingga tahap pengembangan dapat segera dimulai.
Arifin juga menyebutkan beberapa potensi cadangan gas di berbagai daerah, seperti di Geng North, Konta, dan Meriam. “Di Muara Bakau, Meriam dan Konta ini yang paling besar, mudah-mudahan ini 2025 awal bulan Januari-Februari akan dibor di Konta. Kemudian akan disusul setahun kemudian daerah Mariam di Muara Bakau,” terangnya.
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan bahwa terdapat beberapa potensi lapangan besar yang akan mulai diproduksi. “Memang potensinya besar-besar, jadi ada kurang lebih 7-8 potensi lapangan yang dalam waktu 2-3 tahun ini akan diupayakan untuk mulai bisa berproduksi. Dari sinilah nanti kita akan memanfaatkan gasnya untuk mendukung ketahanan energi dan sekaligus mendukung transisi energi kita untuk mengurangi emisi karbon,” tutup Arifin.
Untuk diketahui, ENI saat ini mengelola beberapa Wilayah Kerja (WK) di area Kutai Basin, yang terdiri dari WK produksi/pengembangan seperti WK Ganal Rapak, Muara Bakau, West Ganal, Selat Makassar, dan East Sepinggan, serta WK eksplorasi yaitu WK East Ganal, Peri Mahakam, dan North Ganal yang siap dikembangkan.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung ketahanan energi nasional serta mendorong transisi energi menuju penggunaan sumber daya yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan cadangan gas yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi gas alam dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang lebih polutif. (hai)