koranindopos.com – Jakarta. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf), seluruh kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) yang berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) resmi menerapkan kurikulum The ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP).
Apa itu kurikulum ASEAN MRA-TP? Kurikulum ini merupakan sumber rujukan yang disepakati untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional di sektor pariwisata kawasan ASEAN. Kurikulum ini telah disepakati bersama oleh para Menteri Pariwisata se-ASEAN sejak 2012 di Thailand. Kesepakatan ini bertujuan agar negara-negara di kawasan ASEAN dapat mendapatkan pengakuan atas standar kompetensi tenaga profesional di bidang pariwisata.
Penerapan kurikulum berstandar ASEAN ini sejalan dengan peran Indonesia yang menjadi ketua komite bidang SDM pariwisata ASEAN. Dengan tugas ini, Indonesia secara tidak langsung diharuskan untuk membuktikan pengembangan SDM di sektor pariwisata.
Dalam situasi penuh gejolak seperti saat ini, menjadi SDM berkualitas adalah kunci untuk bertahan dan beradaptasi dengan perubahan serta persaingan yang ketat. Kurikulum ASEAN MRA-TP hadir sebagai senjata untuk menghadapi berbagai tantangan ini.
Metode utama dalam kurikulum ASEAN MRA-TP adalah penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan fokus pada aspek kewirausahaan. Tujuannya adalah agar lulusan Poltekpar tidak hanya menjadi lulusan berskala nasional, tetapi juga berskala internasional.
Penerapan kurikulum ASEAN MRA-TP juga menggunakan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) dan skema Kualifikasi Regional Qualifications Framework and Skills Recognitions Systems (RQFSRS) yang telah diverifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Keseriusan dalam penerapan kurikulum ASEAN MRA-TP juga didukung oleh pembangunan kelembagaan seperti National Tourism Professional Board (NTPB) dan Tourism Professional Certification Board (TPCB) untuk mengontrol dan menjamin mutu sertifikasi di kawasan ASEAN.
Dengan penerapan kurikulum ASEAN MRA-TP, diharapkan lulusan Poltekpar dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka peluang usaha dan lapangan kerja, serta menyongsong visi Indonesia Emas pada 2045 (dni)