• Sitemap
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media siber
  • About us
Selasa, 31 Januari 2023
  • Masuk
KoranIndopos.com
  • Home
  • Nasional
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pendidikan
  • Megapolitan
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Infrastruktur
    • Properti
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Elektronik
    • Gadget
  • Otomotif
  • Sports
    • Badminton
    • Sepak Bola
  • Lifestyle
    • Health
    • Fashion
    • Kuliner
    • Traveling
  • Entertainment
    • Film dan Musik
  • More
    • Internasional
    • Iklan
    • Seni dan Budaya
    • Opini
    • Religi
    • Catatan Ringan
    • Ruang Pajak
Tidak ada Hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Nasional
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pendidikan
  • Megapolitan
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Infrastruktur
    • Properti
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Elektronik
    • Gadget
  • Otomotif
  • Sports
    • Badminton
    • Sepak Bola
  • Lifestyle
    • Health
    • Fashion
    • Kuliner
    • Traveling
  • Entertainment
    • Film dan Musik
  • More
    • Internasional
    • Iklan
    • Seni dan Budaya
    • Opini
    • Religi
    • Catatan Ringan
    • Ruang Pajak
Tidak ada Hasil
Lihat semua hasil
KoranIndopos.com
Tidak ada Hasil
Lihat semua hasil
Home Opini

Haruskah Berpolitik Orang Kaya di Indonesia

Hasilnya akan nampak anggota Parlemen dan Eksekutif, saat ini berasal dari kelompok kelas menengah ke atas

Editor : Indra Triyuono oleh Editor : Indra Triyuono
28 Desember 2022
in Opini
A A
0
SurotoSE - Haruskah Berpolitik Orang Kaya di Indonesia
121
VIEWS
Bagikan ke Teman

koranindopos.com – Jakarta. Salah satu hal yang paling sering dikampanyekan oleh para kontestan calon anggota legislatif atau eksekutif dalam Pemilu adalah meminta untuk memilih orang yang sudah bebas secara keuangan. Itu artinya kita disuruh memilih mereka, orang orang kaya tersebut. Apakah harus cara politik dimaksud ?

Argumentasinya, jika orang itu sudah kaya, tidak akan lagi sibuk mencari uang untuk kepentingan hidupnya. Tidak akan korupsi dan dapat fokus memikirkan kepentingan masyarakat banyak. Bahkan dalam banyak kampanye rela tidak mengambil gaji mereka selama menjabat.

Audiens yang tidak mampu menggunakan akal sehatnya akan dengan mudah termanipulasi oleh kata kata mereka. Lalu mereka mencoblos calon tersebut di kala musim Pemilu tiba.

Hasilnya dapat kita lihat, dimana mana anggota Parlemen dan Eksekutif saat ini berasal dari orang orang kelas menengah ke atas tersebut. Bahkan lebih parah, siklus pergantianyapun berasal dari anggota keluarga mereka sendiri ; suami, istri, anak, paman, bibi, keponakan, besan dan terus demikian.

RelatedPosts

Tilang Manual Dihapus, Adaptasi Perubahan Sistem Elektronik

Satgas Sudah Berdiri Tetapi Menjamur Koperasi Bermasalah

Saran Kepada PDIP Usung Capres

Mereka tak hanya masuk dalam urusan pemenangan kontestasi Pemilu, tapi jauh mendasar kuasai struktur organisasi basis, organisasi sayap partai, dan partai politiknya. Ibarat permainan dari proses rekruitmen pemain sampai dengan tanding semua dikuasai secara paripurna.

Brutalnya, kelompok kaya di Indonesia itu jumlahnya terlalu sendikit. Bahkan jika dibandingkan dengan rata rata dunia sekalipun. Angka mereka yang punya kekayaan di atas 1,5 milyard saja itu hanya 1,1 persen. Padahal rata rata dunia adalah 10,6 persen ( Suissie Credit, 2021). Mereka yang kaya raya itu terlalu sedikit, dan miskin papa terlalu banyak.

Kalau kita gunakan teori bahwa sumber kekuasaan itu salah satunya diukur dari penguasaan properti atau kekayaan, maka angkanya terlalu ekstrim sekali. Mereka yang super kaya tidak punya beban  memikirkan uang susu anak atau aktifitas immanen urusan soal perut itu terlalu sedikit.

Jadi nyaris politik di Indonesia itu makanya hanya berputar putar dari orang kaya, oleh orang kaya dan untuk orang kaya. Apa yang baik untuk kepentingan orang kaya adalah dianggap baik untuk kepentingan rakyat jelata.

Ketika mereka sudah duduk jadi penguasa, selain gunakan cara ortodok mengutil uang negara, hal yang paling berbahaya dan mutakhir adalah mereka lakukan korupsi di tingkat regulasi dan kebijakan. Mereka buat aturan dan kebijakan agar jadi rompi pengaman dan perbesar kepentingan bisnis mereka.

Mereka yang dekat dengan kekuasaan adalah yang diuntungkan oleh peraturan dan kebijakan. Mereka yang jauh dari kekuasaan yang dikenai peraturan.

Setelah mereka memenangkan kontestasi dan duduk jadi anggota parlemen, presiden, gubernur, bupati, walikota lalu mereka gunakan politik ” pork barrel”, politik gentong babi, yaitu politik yang gunakan sebagian kecil uang negara kepada basis kontsituen pemilihnya untuk merampok bagian sumber bisnis dan pendapatan yang lebih besar.

Jadi aspirasi rakyat jelata Indonesia, yang orang orang dewasanya 83 persen hanya punya kekayaan di bawah 150 juta rupiah ( Suissie Credit, 2021) itu sesungguhnya hanya dianggap sebagai tumbal penopang kekuasaan mereka.

Rakyat itu dianggap hanya angka statistik manusia tak berdaya yang mereka manfaatkan untuk mengeruk keuntungan dan langgengkan kekuasaan bagi diri dan keluarganya. Negara yang kaya raya ini pada akhirnya hanya langgengkan posisi mereka yang miskin dan rentan miskin hingga separo dari penduduk Indonesia.

Hal tersebut juga terlihat dari riset Smeru ( 2020)  yang ungkap fakta bahwa hanya 87 persen keluarga miskin itu tetap mewariskan kemiskinan kepada generasi selanjutnya.

Satu hal lagi yang membedakan dengan politik di Amerika Serikat misalnya, jika orang Amerika itu menjadi kaya karena inovasi bisnisnya lalu mereka mencoba untuk pengaruhi negara, elit kaya di Indonesia itu mencari kekayaan dengan cara mempengaruhi kebijakan. Sebab jalin kelindan bisnis elit kaya di Indonesia itu bergantung pada kepentingan kapitalis global yang berpusat pada negara negara adi kuasa.

Dalam istilah Profesor Yoshihara Kunio disebut sebagai ersatz caputalism atau kapitalis semu. Kapitalis yang hidup dan matinya bergantung dari keistimewaan atau keistimewaan kebijakan dan peraturan.

Saat ini kita masuk ke tahun politik, dan tahun politik ini akan segera dipenuhi oleh slogan slogan palsu para elit kaya tersebut. Tapi sayangnya, rakyat sepertinya tetap tak akan berdaya. Sebab calon calon yang muncul saat ini baik untuk anggota parlemen maupun eksekutif sepertinya ya hanya berasal dari kelompok elit kaya tersebut.

Jadi, apakah yang bisa kita perbuat? bagaimana cara menghentikanya? Jika anda tidak sanggup untuk tidak memilih, maka pilihan terbaiknya adalah pilihlah dari calon yang paling miskin secara harta. Tidak ada kaitanya dengan anggota keluarga kaya. Tapi juga yang setidaknya kalau masih ada juga yang punya karya riil pernah membela kepentingan rakyat jelata secara nyata. Ini adalah pilihan terbaik dari yang terburuk.

 

(Penulis : SUROTO Ketua AKSES (Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis))

Dapatkan berita terbaru aktual dan terpercaya dengan berlangganan di koranindopos.com

Berhenti Langganan
Editor : Indra Triyuono

Editor : Indra Triyuono

TerkaitBerita

Tilang Manual

Tilang Manual Dihapus, Adaptasi Perubahan Sistem Elektronik

oleh Editor : Hairul
3 hari lalu
0

Oleh: Tri Eka Sunarti Dewi*) koranindopos.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengeluarkan kebijakan penghapusan tilang manual. Kebijakan ini adalah bagian...

Suroto

Satgas Sudah Berdiri Tetapi Menjamur Koperasi Bermasalah

oleh Editor : Indra Triyuono
4 hari lalu
0

koranindopos.com – Jakarta. Pernyataan Menteri Koperasi Dan UKM, Teten Masduki soal maraknya praktek shadow banking dari koperasi simpan pinjam di Indonesia itu...

Dr. Emrus Sihombing
Komunikolog Indonesia

Saran Kepada PDIP Usung Capres

oleh Editor : Anggoro
1 minggu lalu
0

Koranindopos.com - Di ruang publik muncul wacana nama kandidat calon Presiden 2024. Kedua nama tersebut merupakan kader PDIP yaitu Puan...

Dr. Diding S Anwar, FMII  Ketua Bidang Penjaminan Kredit UMKM & Koperasi RGC FIA Universitas Indonesia.

UU P2SK Momentum Sejarah Usaha Bersama di Indonesia

oleh Editor : Anggoro
2 minggu lalu
0

Koranindopos.com - Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang telah diketok dan disahkan oleh DPR RI Bersama Pemerintah dalam...

vector1 Suroto - Matinya Perjuangan Kepentingan Buruh

Matinya Perjuangan Kepentingan Buruh

oleh Editor : Indra Triyuono
4 minggu lalu
0

koranindopos.com – Jakarta.  Perjuangan buruh di Indonesia adalah perjuangan panjang yang melelahkan. Di era digital ekonomi yang katanya memberikan banyak peluang ekonomi,...

Perkoperasian

Inilah Prediksi Perkoperasian Di Tahun 2023 Dalam Perekonomian Indonesia

oleh Editor : Indra Triyuono
1 bulan lalu
0

koranindopos.com - Jakarta. Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), Suroto memberi prediksi bagaimana kondisi koperasi di tanah air tahun mendatang,...

Selanjutnya
Pemprov DKI

Antisipasi Cuaca Ekstrem Pakai Teknologi Modifikasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV),

Meningkatnya Tren Penggunaan Produk Daur Ulang Pasca Covid Untungkan INOV

25 Januari 2023
Cabut PPKM

Satgas dan Vaksinasi Booster Tetap Berjalan Dimasa Transisi Penanganan COVID-19

27 Januari 2023
Kampus Merdeka

Dukung Kampus Merdeka, Pameran Pendidikan IIETE 2023 Siap Digelar Februari Ini

30 Januari 2023
Polda Metro

Polda Hanya Mampu Surati 800 Pelanggar ETLE Sehari

25 Januari 2023
calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)

Berangkat ke Timur Tengah, 87 CPMI Berhasil Diselamatkan di Bandara Juanda

30 Januari 2023

Berita Terpopuler

  • Pigeon

    Sleeping Mask dan Moisturizer Pigeon Teens yang Cocok untuk Kulit Remaja Berjerawat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satgas Sudah Berdiri Tetapi Menjamur Koperasi Bermasalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkawinan Anak di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Serunya Pembekalan Kader DASHAT Gerakan #KebaikanIsiPiringku Bersama Nagita Slavina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eva Celia Ungkap Pernah Minder Gara-Gara Rambut Keriting

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Mari berlangganan untuk dapatkan update berita terbaru dari koranindopos.com KLIK

Subscribe

Rubrik

  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Sports
  • Internasional

About Us

Koran indopos adalah koran digital yang menyajikan berita aktual dan terperacya.

  • About us
  • Redaksi
  • Contact us
  • Pedoman Media siber
  • Copyright
  • Privacy Policy
  • Sitemap

© 2022 KORANINDOPOS .

Tidak ada Hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Nasional
    • Politik
    • Peristiwa
    • Pendidikan
  • Megapolitan
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Infrastruktur
    • Properti
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Elektronik
    • Gadget
  • Otomotif
  • Sports
    • Badminton
    • Sepak Bola
  • Lifestyle
    • Health
    • Fashion
    • Kuliner
    • Traveling
  • Entertainment
    • Film dan Musik
  • More
    • Internasional
    • Iklan
    • Seni dan Budaya
    • Opini
    • Religi
    • Catatan Ringan
    • Ruang Pajak

© 2022 KORANINDOPOS .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In