Koranindopos.com – Jakarta. Setelah cukup lama dinanti-nanti, akhirnya sebuah film persembahan PT. Balai Pustaka berkerjasama dengan Adroit yang berjudul ‘Kutukan Peti Mati’ akan tayang di seluruh bioskop di Tanah Air. Film karya sutradara Irham Acho Bahtiar ini siap memberikan sebuaj tontonan yang menghibur sekaligus mengedukasi tentang fakta sejarah yang ada disekitar Pulau Onrust.
Menurut Achmad Fachrodji selaku Direktur Utama PT. Balai Pustaka, film ‘Kutukan Peti Mati’ ini diangkat dari novel yang berjudul Sarcophagus Onrust. Novel tersebut
merupakan salah satu dari sekian banyak Intellectual Property (IP) yang dimiliki oleh Balai Pustaka.
“Film ini diangkat dari buku Intellectual Property (IP) yang ada di Balai Pustaka, dimana Menteri BUMN sangat berharap Balai Pustaka bisa bangkit dan melesat menjadi IP Licensing Company. Ini berarti Balai Pustaka mengangkat cerita, buku-buku legenda cerita rakyat yang ada di Balai Pustaka. Jumlahnya ribuan, bahkan para sineas Indonesia sudah berkunjung ke Balai Pustaka ingin bekerja sama dengan Balai Pustaka,” ujar Achmad Fachrodji di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/7/2923).
Film yang mengangkat cerita misteri yang pernah terjadi di Pulau Onrust ini penuh unsur-unsur sejarah yang pernah terjadi di Pulau tersebut. Balai Pustaka ingin film ‘Kutukan Peti Mati’ ini dijadikan sebuah tontonan yang menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat di luar sana.
“Film Kutukan Peti Mati itu berasal dari kisah misteri yang ada di Pulau Onrust dimana para peminat film tentu akan sangat tertarik untuk melihatnya karena begitu banyak history sejak kedatangan VOC di negeri ini. Film ini sangat menarik kisahnya ada sejarahnya, ada misterinya, ada horornya juga dan ini paket lengkap,” bebernya.
Aliff Alli Khan yang menjadi salah satu pemain mengaku senang atas keterlibatannya dalam film tersebut. Ia pun menceritakan karakternya sebagai Bramanto.
Film tersebut mengangkat cerita misteri yang pernah terjadi di Pulau Onrust. Unsur sejarah yang pernah terjadi di Pulau tersebut menjadi salah satu alasan Balai Pustaka untuk dijadikan sebuah tontonan yang menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat di luar sana.
“Saya sendiri berperan sebagai Bram, terus dia seorang Arkeolog dalam film ini dan ceritanya sendiri itu seperti yang kalian liat diawal dia secara tidak sengaja datang memecah misteri untuk menyelesaikan tugas kuliah, secara tidak sengaja dia menemukan sebuah buku yang nantinya akan terjadi suatu kejadian dan sebelum dia menemukan buku itu seperti ditarik saat dia menggunakan detektor mencari segala macem di kuburan, ketemulah sebuah buku dan bagaimana cara mengecek isi bukunya dia minta bantuan Susan itu yang diperankan Yoriko. Setelah itu banyak kejadian, banyak timbul masalah mistis seperti tadi,” ungkap Aliff.
“Mendalami itu banyak dibantu dari referensi buku, terus banyaklah bimbingan juga dari sutradara, dari penulis, dari pihak balai pustakanya juga ada proses reading kebantu ada coach acting juga dan membangkitkan karakter juga kita pada berunding juga. Kalau jadi arkeolog itu suatu budaya yang tak arkeolog itu tujuannya ke sejarah, hal-hal mistis.,” lanjutnya.
Selain Aliff Alli Khan, film yang akan tayang pada 20 Juli 2023 ini juga melibatkan para pemain muda seperti Yoriko Angeline (Susan), Cristina Danilla (Maria Van de Velde), Eryck Amaral (Jan Koenraad) dan pemain senior seperti Donny Damara (Prof. Daniel), Dewi Rezer (Prof. Tarina), Mathias Muchus (Pak Ibrahim Kakek Susan), Eksanti, Egy Fedly (Hasan), Ray Sahetapy (Dr. Victor). dan Wina Marino (Ibunda Susan).