Koranindopos.com – Jakarta. Menjadi anak autisme tak membuat kreatifitas Oliver Wihardja terhambat. Buktinya, terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus justru membuat Oliver memiliki kelebihan tersendiri.
Salah satunya adalah di bidang seni lukis. Ya, seni lukis memang telah menjadi bagian dari hidup Oliver sejak kecil. Dan pada 15-29 Oktober 2022 di Oliver’s Barn, Andara, Jakarta Selatan, Olliver akan menggelar pameran tunggal pertamanya yang bertajuk “Walk With Me”.
Dalam pameran ini, Ollie, begitu biasa dia dipanggil, akan menampilkan 13 lukisan dan sebuah karya video animasi, yang dia produksi selama masa pandemi dua tahun belakangan.
Di seri karyanya kali ini, Ollie banyak mengambil cerita-cerita dalam Alkitab Injil sebagai tema lukisannya. Itu juga yang menjadi dasar dari penamaan judul pameran ini, yang bisa diintepretasikan sebagai “berjalan bersama Tuhan”.
Lukisan Ollie yang dipamerkan seluruhnya akan dijual, dan 50 persen dari hasil penjualannya akan disumbangkan ke lembaga amal. Dua lukisan Ollie, yang berjudul “The Last Supper” dan “The Secret Garden” akan dilelang di sebuah acara amal yang hasilnya akan digunakan untuk pembangunan gereja di Sumba.
Lahir di Jakarta pada Desember 2001, Ollie mulai melukis sejak usia 6 tahun sebagai bagian dari terapi sensory-nya.
Setelah itu, Ollie mulai belajar melukis dari guru privat, dan banyak diundang untuk ikut berbagai pameran. Salah satu tonggak pencapaiannya adalah ketika Ollie mendapatkan First Prize award utk Visual Arts di ANCA World Autism Festival yang digelar di Vancouver, Canada, pada 2017 silam.
Di tahun 2019 Ollie bergabung dengan komunitas Kapal Cinta dan ikut pameran di Ciputra Artpreneur. Ollie sempat melakukan pameran di MRT station HI dan ASEAN, Museum Kebangkitan, dan di Taman Ismail Marzuki.
Kegiatan melukis Ollie sangat didukung oleh keluarganya. Termasuk support penuh untuk menyelenggarakan pameran ini.
“Kami sangat mendukung semua aktivitas Ollie, bukan karena tujuan mau jualan lukisan atau apa, tapi kami hanya memberikan Ollie aktivitas yang dia sukai dan enjoy. Kalau Ollie happy, kami juga happy,” ungkap Sinhwi Halim ibunda dari Oliver.
Dia juga menambahkan, kalau lewat kegiatan pameran ini diharapkan bisa raising awareness tentang autism kepada orang-orang awam dan memberikan semangat kepada teman-teman yang juga mempunyai anak special needs.
“Terakhir, ini sebetulnya bertentangan dengan tujuan kedua saya. Karena saya sebetulnya ingin menampilkan Ollie sebagai artist tanpa embel-embel ‘anak special needs’ atau ‘anak autis’ yang melekat di belakang namanya,” tutup Ibu Sinhwi Halim. (AL)