Koranindopos.com, Jakarta – Didepan siswa SMA se-Jadetabek, Raffi Ahmad kembali mengingat masa kelam dalam hidupnya ketika pernah terjerat kasus narkoba beberapa tahun silam. Pengalaman pahit itu kini ia jadikan pelajaran berharga untuk mengingatkan generasi muda agar tak mengikuti jejak yang sama. Dalam kesempatan berbicara di hadapan ratusan pelajar, Raffi menegaskan bahaya narkoba yang bisa menghancurkan masa depan siapa pun, tanpa terkecuali.
Sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, pria berusia 38 tahun itu mengungkapkan kisahnya secara terbuka. Ia mengakui bahwa keterlibatannya dengan narkoba terjadi karena ketidaktahuan dan pengaruh lingkungan.
“Saya dulu pernah menjadi korban. Saya dulu pernah dikasih untuk coba-coba, sampai saya pernah ditangkap,” ucap Raffi Ahmad di kawasan Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (25/10/2025).
Raffi mengingat jelas bagaimana awal mula ia terjerumus ke dalam lingkaran hitam itu. Menurutnya, semua berawal dari ajakan seseorang yang mengklaim bahwa obat tersebut bisa meningkatkan stamina dan semangat. “Saya aja dibilang, ‘Oh ini katanya biar kuat, biar semangat.’ Kita cobain, semangat. Eh, ditangkap saya. Beneran,” terangnya dengan nada menyesal.
Ia mengakui bahwa masa mudanya penuh dengan tekanan dan rasa penasaran. Ketidaktahuan dan keinginan untuk tampil percaya diri di lingkungan sosial membuatnya mudah terbujuk. “Saya itu karena itu ketidaktahuan,” lanjut Raffi. Pengalaman pahit itu kini menjadi pengingat kuat baginya untuk tidak lagi tergoda oleh hal-hal berisiko.

Dalam pesannya kepada para pelajar, Raffi menyoroti bahwa bentuk narkoba saat ini semakin beragam dan sulit dikenali. Ia mengimbau agar generasi muda lebih waspada terhadap jebakan yang bisa muncul di sekitar mereka.
“Sekarang bentuknya sudah aneh-aneh. Udah ada yang bentuk permen, udah ada yang bentuk vape, udah ada yang bentuk rokok, udah ada yang bentuk air yang disebut happy water,” jelasnya.
Raffi juga menyinggung tekanan sosial yang kerap membuat anak muda merasa harus mencoba agar dianggap gaul. Ia menegaskan bahwa ukuran keren bukan dari hal negatif seperti narkoba, melainkan dari prestasi dan karya nyata. “Nanti disebutnya gini biasanya, ‘Loh, kamu enggak gaul.’ Loh, kalian itu bisa keren bukan karena narkoba, kalian keren itu harusnya karena prestasi,” sambung Raffi.
Sebagai figur publik yang sempat jatuh karena kesalahan, Raffi kini bertekad menggunakan pengaruhnya untuk kebaikan. Ia ingin generasi muda belajar dari pengalamannya, bukan menirunya. Dengan posisinya saat ini, ia aktif menyuarakan kampanye anti-narkoba di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.
Dalam acara Kemah Kebangsaan Bersinar, Raffi hadir bersama Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto. Keduanya sepakat bahwa edukasi menjadi senjata utama untuk mencegah penyalahgunaan narkotika. “Benar apa yang dikatakan oleh Bapak Suyudi, Bapak Kepala BNN Jauhi narkoba! Itu arahan Bapak Presiden, itu penting banget,” tegas Raffi di hadapan peserta.
Ia menambahkan bahwa masa depan bangsa bergantung pada generasi muda yang sehat dan bebas dari narkoba. Raffi mengingatkan, godaan untuk mencoba biasanya datang dengan rayuan yang tampak sepele. “Karena generasi muda, kalian semua yang nanti akan meneruskan perjuangan kita semua. Dan ingat, narkoba itu awalnya coba-coba,” ujarnya menutup pesannya. (Brg/Hend)












