Koranindopos.com, Jakarta – Film terbaru berjudul Air Mata Mualaf menjadi film terbaru Acha Septriasa.Film yang disutradarai Indra Gunawan ini diangkat dari kisah nyata seorang perempuan Indonesia di Australia yang menemukan hidayah di tengah luka kehidupan.
Produser Air Mata Mualaf, Dewi Amanda, menjelaskan bahwa film ini melalui proses panjang riset dan produksi lintas negara. Menurutnya, kisah dalam film ini sangat personal karena menyentuh realitas sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
“Kita ngeluarin ini karena sekian lama proses riset syuting di dua negara. Ini lebih ke perjalanan hidup, tentang keluarga, pilihan, doa terhadap bapak, ibu, adik, dan abangnya. Konflik dalam film ini juga dekat dengan keresahan masyarakat,” ungkap Dewi Amanda di kawasan Senayan, Jakarta, Senin, 27 Oktober 2025.
Proses pemilihan pemeran utama menjadi tantangan tersendiri. Karena sebagian besar syuting dilakukan di Australia, tim produksi mencari pemain yang berdomisili di sana. Setelah melalui seleksi hampir satu bulan, pilihan akhirnya jatuh pada aktris kelahiran 1 September 1989, Acha Septriasa, yang dinilai paling mampu menghidupkan karakter utama.

“Kita sempat kesulitan mencari cast. Karena syuting di sana, jadi cari artis yang tinggal di Australia. Dari beberapa pilihan, Acha yang paling cocok,” tambah Dewi Amanda.
Sang sutradara, Indra Gunawan, menuturkan bahwa film ini bukan hanya soal perjalanan spiritual, tetapi juga soal nilai kemanusiaan dan penerimaan keluarga. Ia ingin menghadirkan kisah yang tidak hanya menonjolkan sisi religius, namun juga hubungan antar manusia yang universal.
“Dari awal aku bilang jangan terlalu kental dengan keagamaannya. Kita ambil bagaimana pemeran utamanya mendapatkan hidayah, tapi juga gimana dia bisa tetap diterima oleh keluarganya,” ujar Indra Gunawan.
Bagi Acha Septriasa, film ini menjadi salah satu proyek paling emosional sepanjang kariernya. Ia merasa sangat terhubung dengan karakter Anggie, seorang wanita Indonesia di Sydney yang menghadapi ujian hidup berat. Acha mengaku pengalaman pribadinya tinggal di luar negeri membuatnya memahami kerinduan spiritual sang tokoh.
“Ketika kita ada di negara luar dan kurangnya tempat ibadah, saya jadi lebih related dengan karakter ini. Kerinduan saya mendengar adzan saya tuangkan dalam karakter Anggie,” tutur Acha.
Salah satu adegan yang paling berkesan bagi Acha adalah saat ia memerankan momen pengucapan syahadat. Meski lahir sebagai muslimah, adegan tersebut memberikan pengalaman batin yang mendalam dan tak terlupakan.
“Yang buat terharu adalah adegan ketika saya harus mengucapkan kalimat syahadat. Baru sekali ini aku ucapkan itu dalam adegan, rasanya sesak banget di dada,” kenangnya.
Sementara itu, aktris senior Dewi Irawan yang berperan sebagai ibu Anggie, menilai film ini berhasil menggambarkan pergulatan batin seorang ibu yang berusaha memahami pilihan anaknya. Ia menyebut karakter yang dimainkannya sebagai sosok ibu yang harus memilih antara cinta dan keikhlasan.
“Ibu ini walaupun hatinya berbenturan, berusaha sebijak mungkin untuk mengikhlaskan dan melepas,” ujar Dewi Irawan.
Film Air Mata Mualaf berkisah tentang Anggie (Acha Septriasa), wanita Indonesia yang tinggal di Sydney dan menjadi korban kekerasan dari kekasihnya, Ethan (Matt Williams). Dalam keputusasaan, ia diselamatkan oleh Fatimah (Hana Saraswati), seorang pengurus masjid yang memperkenalkannya pada Islam. Keputusan Anggie untuk memeluk agama baru memicu konflik batin dan penolakan keluarga yang menguji keteguhan imannya.
Diproduksi oleh Merak Abadi Productions dan Suraya Filem, film ini juga menampilkan Achmad Megantara, Budi Ros, dan Rizky Hanggono. (Brg/Hend)












