koranindopos.com – Jakarta. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) memberikan dukungan penuh terhadap upaya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam melakukan diplomasi ekonomi terkait produk halal Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham, dalam pertemuan Foreign Policy Data Talk (FPDT) di Bandung, Jawa Barat.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kemlu dengan tema “Penguatan Diplomasi Ekonomi untuk Promosi Industri/Produk Halal Indonesia di Dunia Internasional”, Aqil menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi untuk memperluas pasar produk halal Indonesia di tingkat global, terutama mengingat adanya kewajiban bersertifikasi halal yang akan diberlakukan pada Oktober 2024.
“Diplomasi ekonomi ini juga penting untuk dilakukan, agar produk halal Indonesia dapat masuk dan bersaing di pasar global,” ujar Aqil Irham.
Menurut Aqil, data realisasi ekspor produk halal hingga saat ini mencapai 11.749 ton dari 147 perusahaan asal Indonesia, yang telah dikirim ke berbagai belahan dunia seperti Asia, Eropa, Amerika, hingga Afrika. Ia juga mengapresiasi upaya Kemlu yang telah melakukan berbagai langkah untuk memperluas pasar industri halal Indonesia, termasuk partisipasi dalam berbagai pameran internasional seperti di Kazakhstan dan Arab Saudi.
Turut hadir dalam forum tersebut adalah perwakilan Kyushu International University & Muslim Friendly Jepang Nurchasanah Satomi Ogata, serta Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Ahmad Yani, Slamet Ibrahim.
Aqil menambahkan bahwa kolaborasi antara pelaku industri dan akademisi menjadi sinyal baik dalam menghadapi kewajiban sertifikasi halal. Sebelumnya, Kepala BSKLN, Yayan G.H. Mulyana, menyampaikan komitmen pemerintah yang sangat kuat dalam menjalankan amanat Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal.
“Karenanya, diperlukan diplomasi ekonomi untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempromosikan produk halal mereka hingga dapat masuk ke pasar halal dunia. Hal ini tentu membutuhkan kolaborasi dari semua pihak,” ujar Yayan. (hai)