Koranindopos.com, Jakarta – Setelah tiga dekade berkiprah di industri musik, sebagai band, GIGI membuktikan bahwa semangat bermusik mereka belum juga redup. Band yang digawangi Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Hendy Setiawan ini resmi merilis album ke-25 bertajuk Forever In The Air pada 8 Oktober 2025. Album ini menjadi simbol perjalanan panjang GIGI yang tetap solid meski usia band sudah menginjak 30 tahun.
Proses kreatif album ini dimulai dengan dua single pembuka, “Menari-nari” dan “Semua Kan Terjawab”, yang telah dirilis pada Juli dan Agustus lalu. Kedua lagu tersebut menjadi pengantar menuju sembilan trek penuh semangat yang kini dapat dinikmati di berbagai platform digital.
Melalui album ini, GIGI menegaskan eksistensinya di dunia musik Tanah Air sekaligus menghadirkan karya yang merepresentasikan kedewasaan musikal mereka.
GIGI mengungkapkan bahwa album Forever In The Air lahir dari keinginan mereka untuk menghidupkan kembali energi bermusik seperti masa awal karier. Mereka pun memilih Power Station at Berklee NYC, studio legendaris tempat lahirnya karya dari Madonna hingga John Mayer.
“Selain memproduksi album terbaru, kami juga mempunyai cita-cita untuk memproduksi lagu – lagu kami di studio yang bersejarah,” tutur Hendy Rabu (8/10/2025), sast konferensi pers di Senayan Park, Jakarta Pusat.
Sebelum berangkat ke New York, keempat personel GIGI melakukan sesi workshop intensif di kawasan Puncak. Dari pertemuan itu, mereka menciptakan sembilan lagu baru yang akhirnya dirangkum menjadi satu album penuh. Proses yang dilakukan secara organik dan kolaboratif ini disebut sebagai salah satu kekuatan utama dalam Forever In The Air.
Yang membuat album ini semakin istimewa adalah keputusan GIGI untuk menggunakan metode live recording. Mereka merekam lagu secara langsung tanpa banyak proses overdub, demi menangkap spontanitas dan komunikasi musikal yang alami.
“Sejauh yang gue tahu, jarang band yang albumnya menceritakan perjalanan musiknya. Di album ini kita melakukan itu,” kata Thomas Ramdhan.
Pendekatan klasik ini membawa nuansa hangat dalam proses perekaman di Power Station. Armand Maulana bahkan menuturkan bahwa proses rekaman berlangsung cepat. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya chemistry di antara personel setelah tiga dekade bersama.
“Kami nyewa studio dua hari, tapi rekamannya sehari udah selesai, sekitar dua shift. Karena kalau main sama mereka udah nggak ada keraguan,” ujar Armand.
Menariknya, GIGI juga menggandeng JUNI Records dalam proyek kali ini. Label yang dikenal dekat dengan musisi muda tersebut dipercaya membantu memperluas jangkauan musik GIGI ke generasi baru. Boim, Founder JUNI Records, mengaku kagum dengan semangat GIGI yang tetap menyala meski sudah lama berkarya.
“Kami ingin mempertemukan pengalaman dan semangat baru supaya karya ini bisa menjangkau pendengar lintas generasi,” ucap Boim.
Album Forever In The Air menghadirkan sembilan lagu baru dengan aransemen segar dan lirik yang mencerminkan pengalaman hidup para personelnya. Perpaduan musikalitas matang dan semangat muda membuat karya ini terasa relevan sekaligus nostalgik bagi pendengar lama. GIGI membuktikan bahwa mereka mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitas.
Dalam pernyataan penutupnya, GIGI berharap album ini menjadi pengingat bahwa musik mereka akan terus hidup di hati para pendengar. “Melalui Forever In The Air, kami ingin menyampaikan harapan besar agar karya-karya kami selalu hidup di hati para pendengar, dan nama GIGI tetap ‘mengudara’,” ungkap Hendy. (Brg/Hend)