Korankndopos.com, Jakarta – Langkah besar menuju masa depan energi hijau tengah diwujudkan melalui kolaborasi antara PT Magic Crystal Indo (MCI) dan China Energy Conservation and Environmental Protection Group Co., Ltd. (CECEP Group). Kedua perusahaan resmi menandatangani kerja sama strategis untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kalimantan Timur (Kaltim). Proyek ini menjadi tonggak penting dalam upaya menghadirkan solusi terhadap permasalahan sampah sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar baru-baru ini, Adel, selaku Project Manager PT Magic Crystal Indo, menegaskan bahwa kolaborasi tersebut lahir dari kepedulian terhadap isu lingkungan yang semakin mendesak. Ia menilai bahwa penumpukan sampah di berbagai daerah telah menjadi masalah serius yang membutuhkan solusi berkelanjutan. “Kami ingin menghadirkan solusi nyata untuk persoalan lingkungan. Melalui teknologi terbaru pengolahan sampah menjadi energi, kami berharap bisa mengubah limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Adel.
Lebih lanjut, Adel menuturkan bahwa teknologi yang akan digunakan merupakan inovasi terbaik dari Tiongkok. Teknologi tersebut disesuaikan dengan karakteristik sampah di Indonesia, sehingga dapat diimplementasikan secara efektif di berbagai wilayah. “Teknologi ini adalah nomor satu di China, dan kami yakin dapat membawa manfaat besar untuk Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Mr. Jevon Liu dari PT Magic Crystal Indo menjelaskan alasan pihaknya memilih Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan PLTSa. “Saya terlibat di beberapa usaha tambang di Kaltim, jadi untuk komunikasi dengan pemerintah setempat lebih mudah. Bagi saya, Kaltim sudah menjadi rumah kedua saya. Kita juga membuka peluang dengan kota-kota lain di Indonesia untuk membangun PLTSa,” ungkap Jevon.
Proyek PLTSa ini dirancang untuk mengolah 2.000 ton sampah per hari, dengan potensi menghasilkan listrik sekitar 40 hingga 45 Megawatt (MW). Energi tersebut nantinya akan disalurkan untuk kebutuhan masyarakat, menjadi bagian dari solusi energi bersih yang berkelanjutan.
Teknologi pendukung dalam proyek ini berasal dari CECEP Group melalui perwakilannya, Mr. Say. Ia menjelaskan bahwa sistem pengolahan sampah menjadi energi yang akan diterapkan di Kalimantan Timur telah terbukti efisien di sejumlah negara Asia. “Teknologi ini sudah terbukti efektif di sejumlah negara Asia. Kami ingin membawa inovasi ini ke Indonesia, dimulai dari Kalimantan Timur,” ujarnya.
Pemilihan Kalimantan Timur dinilai sangat tepat karena daerah ini memiliki kesiapan infrastruktur dan dukungan kuat dari pemerintah daerah terhadap program ramah lingkungan. Jika proyek percontohan ini berjalan sukses, MCI berencana memperluas pembangunan PLTSa ke berbagai wilayah di Indonesia.
Namun, Adel juga mengakui masih ada tantangan, terutama dalam proses perizinan dan koordinasi lintas instansi. Meski begitu, pihaknya optimistis proyek dapat berjalan sesuai rencana. “Kami menargetkan enam hingga delapan bulan ke depan seluruh proses administrasi dan studi kelayakan bisa rampung,” tuturnya.
Selama hampir satu dekade beroperasi, PT Magic Crystal Indo dikenal sebagai perusahaan eksplorasi sumber daya alam seperti emas, batu bara, zirkon, dan silika. Kini, perusahaan tersebut mulai bertransformasi menuju ekonomi sirkular dan teknologi energi bersih, selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan nasional.
Adel menutup pernyataannya dengan penuh optimisme. “Kami percaya, langkah kecil ini bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan dan masa depan energi Indonesia,” ujarnya. Proyek PLTSa ini bukan sekadar bisnis, tetapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap target net zero emission 2060 yang dicanangkan pemerintah Indonesia. (Brg/hend)