koranindopos.com – Jakarta. Konsorsium investor yang dipimpin oleh Elon Musk mengajukan penawaran sebesar USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.592 triliun untuk membeli OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Namun, tawaran ini langsung ditolak oleh CEO dan co-founder OpenAI, Sam Altman.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Musk dan sejumlah investor mengajukan penawaran kepada dewan direksi OpenAI untuk mengambil alih divisi non-profit perusahaan AI tersebut. Laporan ini dikonfirmasi langsung oleh pengacara Musk, Mark Toberoff.
“Sudah saatnya OpenAI kembali menjadi kekuatan open source, yang fokus kepada keamanan untuk selamanya seperti sebelumnya. Kami akan memastikan hal itu terjadi,” kata Musk dalam pernyataan resmi via Toberoff, seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/2/2025).
Sam Altman secara tegas menolak tawaran tersebut, dengan alasan bahwa OpenAI memiliki misi yang lebih besar daripada sekadar keuntungan finansial. Menurut Altman, OpenAI tetap berkomitmen terhadap visinya dalam mengembangkan kecerdasan buatan secara bertanggung jawab tanpa intervensi pihak luar yang dapat mengubah arah strategisnya.
“Kami berfokus untuk mengembangkan teknologi AI yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia dan tetap beroperasi dengan kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai kami,” ujar Altman dalam pernyataan resminya.
Tawaran Musk ini memicu berbagai spekulasi mengenai persaingan di industri AI. Musk, yang sebelumnya merupakan salah satu pendiri OpenAI sebelum meninggalkan perusahaan, telah lama mengkritik arah pengembangan OpenAI yang semakin komersial.
Para analis menilai bahwa penolakan ini menunjukkan keyakinan kuat OpenAI terhadap visinya, sekaligus mengindikasikan bahwa perusahaan merasa cukup mandiri dalam aspek finansial dan teknologi.
Dengan meningkatnya persaingan dalam industri AI, tawaran ini bisa menjadi sinyal bagi perusahaan lain untuk mencoba memperkuat posisi mereka dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Seiring perkembangan ini, banyak yang menantikan langkah selanjutnya dari Musk dan OpenAI di tengah ketegangan industri AI yang semakin kompetitif.(dhil)