Koranindopos.com, JAKARTA – Ajang balap mobil listrik atau Formula E di Jakarta sudah berlangsung pada 4 Juni lalu. Namun, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) belum menyampaikan hasil audit kegiatan tersebut terhadap legislatif. Oleh karena itu, beberapa fraksi di DPRD DKI mendesak agar menyampaikan pertanggung jawaban terhadap kegiatan tersebut.
”Kami minta, Jakpro bisa menyampaikan kepada kami di Badan Anggaran bagaimana pertanggung jawaban Formula E. Untung atau rugi, dijawab saja sekarang mumpung ada kesempatan,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo dalam Rapat Badan Anggaran DPRD DKI tentang Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023 Kamis (3/11/2022).
Anggara menilai, Jakpro sudah terlalu lama menyampaikan hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut. ”Acara (Formula E)-nya sudah empat bulan berlalu. Tapi, jika ditanya pertanggung jawabannya, Jakpro selalu menghindar. Saya pikir ini jadi beban buat kita semua karena transparansinya sangat minim. Ingat, ada uang APBD juga di sana dan proses hukum di KPK masih berjalan,” katanya.
Selain itu, Anggara juga mempertanyakan revisi studi kelayakan pelaksanaan Formula E yang juga belum disampaikan kepada DPRD DKI. ”Waktu itu ada revisi studi kelayakan, itu kami minta berkali-kali sampai hari ini belum diberikan. Padahal dokumen studi kelayakan itu kan untuk referensi sebelum pelaksanaan. Mau sampai kapan ditutupi,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam Rapat Banggar, Direktur Bisnis PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang juga menjadi Vice Managing Director Formula E Gunung Kartiko menuturkan, laporan keuangan Formula E tersebut belum selesai diaudit. Namun, dari hasil laporan per 30 September 2022, dia menyampaikan bahwa secara pendapatan usaha total dari kegiatan Formula E tersebut Rp 137,341 miliar.
”Kemudian beban pokok pendapatan adalah Rp 129,5 miliar. Lalu beban administrasi umum Rp 1,89 miliar. Kemudian pendapatan lain-lain Rp 2,1 miliar, dan beban pajak final Rp 1,56 miliar. Sehingga kalau kita lihat, masih ada positif sebesar kurang lebih Rp 6,41 miliar,” katanya. (wyu/mmr)