Koranindopos.com, Serang – PT Maju Maritim Indonesia (MMI) bekerja sama dengan Desktop IP melaunching Maritim Digital Infrastructure (MDI) di Serang, Banten, Senin (30/09).
Acara sendiri dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dalam sambutannya, Moeldoko menyambut baik hadirnya MDI. Menurutnya ini merupakan hasil karya anak bangsa yang lama menetap di Indonesia yakni Pidi melalui desktop Ip miliknya yang bekerja sama dengan MMI.
“Dengan adanya MDI, potensi kelautan dan kemaritiman bisa dikelola dengan baik,” ucap Moeldoko.
Sekedar informasi panjang laut Indonesia 108 ribu kilometer dengan luas 64 meter persegi dan mempunyai permukaan yang indah yang dibawahnya sumber mineral yang luar biasa. “Untuk itu kalau potensi-potensi ini tidak dikelola dengan sungguh-sungguh kita akan ketinggalan. Terlebih di tahun 2022 ppajak dari potensi kelaut kita sebesar 15 persen, penghasilan dari PDB baru 10,07 juta. Ini harus lebih ditingkatkan lagi,” tukas Moeldoko.
Salah satunya melalui MDI, lanjut Moeldoko, karena sejalan dengan pilar ke-5 Indonesia menuju poros maritim dunia yakni mendorong infrastruktur dan konektivitas maritim melalui tol laut dan industri perkapalan berbasis digital.
Menutup sambutannya, Moeldoko meminta agar kolaborasi ini berjalan dengan baik.” Karena ini sesuatu yang baru dan diharapkan bisa merubah dari sesuatu yang biasa menjadi luar biasa,” tutur Moeldoko.
Mochammad Abdurachman N (Dhany) Direktur Maju Maritim Indonesia (MMI) mengatakan, MDI merupakan salah satu bentuk dukungan MMI dalam mendukung industri 4.0 di Indonesia.
“Hadirnya MDI ini menjadikan MMI sebagai perusahaan galangan kapal yang mengandalkan teknologi untuk memperkuat daya saing di level nasional dan internasional,” kata Dhany.
Dhany juga mengatakan bahwa teknlologi ini dapat mengatasi tantangan yang terjadi di industri galangan kapal.
“Adapun tantangan yang dimaksud Dhany menjelaskan bahwa pelaku industri dihadapkan dengan berbagai kendala seperti risiko gangguan saat integrasi teknologi, belum meratanya infrastruktur digital, nilai investasi tinggi, serta kurangnya pengembangan skill membuat pemanfaatan potensi digitalisasi industri ini belum maksimal.
Sementara itu, galangan kapal dinilai sebagai salah satu penyokong industri maritim mengingat perannya yang menyeluruh di industri ini, dimulai dari pembuatan kapal, perbaikan, hingga pemeliharaan kapal. Peran ini juga menjadikan industri galangan kapal sebagai salah satu roda pendorong terwujudnya konsep Tol Laut yang dicetuskan oleh Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo. “Oleh karena itu, upaya meningkatkan transformasi digital di industri galangan kapal perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi geografis nasional salah satunya melalui MDI,” kata Dhany.
Phidi Soepangkat Ceo & Founder desktopIP mengatakan MDI lahir berkat wejangan dari ayahnya. “Ayah pernah berkata bantulah dan bangun bangsamu dimanapun berada. Selama saya bekerja diluar negeri yang berhubungan dengan teknologi saya selalu teringat pesan tersebut. Dan dengan pesan tersebut saya ingin Indonesia memiliki produk teknologinya sendiri. Kemudian saya pulang dan membangun desktopIP,” ujar Phidi.
Phidi dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan bahwa “Perkapalan merupakan pusat dari industri maritim dalam hal konstruksi kapal dan inovasi. Dapat dikatakan bahwa titik awal dari industri maritim adalah pembangunan kapal. Sama halnya dengan digital transformasi, pondasi dari industri 4.0 adalah Cloud Computing”.
Sebagai pionir infrastruktur cloud nasional yang secara konsisten mendorong digitalisasi di Indonesia, DesktopIP bersinergi dengan MMI menghadirkan Maritime Digital Infrastructure (MDI) demi menjawab tantangan industri maritim.
Peluncuran platform karya anak bangsa ini juga diklaim menandai babak baru bagi industri maritim tanah air. MDI diharapkan dapat membantu industri galangan kapal mencapai efisiensi dan efektivitas, menciptakan keamanan data, serta membantu para pelaku industri untuk mengadopsi teknologi terkini dengan nilai investasi yang lebih terjangkau.
“MDI merupakan infrastruktur digital buatan anak bangsa yang dikembangkan dari teknologi yang memperoleh skor TKDN mencapai lebih dari 80%. Platform ini juga memungkinkan perusahaan mengubah mekanisme Capital Expense (Capex) menjadi Operating Expense (Opex) sehingga dapat menjawab tantangan investasi,” ungkap Phidi.
Phidi menjelaskan bahwa platform MDI akan terus dikembangkan untuk mendorong digitalisasi, tidak hanya di industri galangan kapal, melainkan sektor maritim secara menyeluruh. Dalam pengembangannya, DesktopIP sedang melakukan R&D yang komprehensif agar kedepannya MDI dapat dioperasikan di wilayah yang minim kapasitas internet sehingga dapat mengatasi tantangan yang kerap kali dihadapi para pelaku industri.
Menurut Phidi, kehadiran platform MDI menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu secara mandiri menciptakan teknologi mutakhir.
“Melalui peluncuran MDI, kami juga berhasil mematahkan stigma global yang skeptis akan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan teknologi terkini,” tutup Phidi. (Hrs)