koranindopos.com – Jakarta. Penyakit ginjal diperkirakan memengaruhi lebih dari 850 juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 3,1 juta kematian pada tahun 2019. Sayangnya, sebagian besar dari penderita penyakit ini adalah penyakit ginjal kronis (PGK). Kini, penyakit ginjal menduduki peringkat ke-8 penyebab kematian utama di dunia dan ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu per tahun. Jika tidak ditangani dengan optimal, penyakit ginjal diproyeksikan dapat menjadi penyebab utama kematian peringkat ke-5 di dunia pada tahun 2040.
Kondisi ini tentu sangat disayangkan, mengingat ginjal berperan penting dalam mengatur keseimbangan elektrolit dan menyaring zat-zat berbahaya dari dalam darah, termasuk racun.
Karenanya, masyarakat diimbau untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit ginjal dengan melakukan pemeriksaan secara berkala setiap satu tahun sekali, terutama bagi penderita penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas, yang memiliki gaya hidup perokok, serta memiliki riwayat keluarga penderita penyakit ginjal. Ketika dokter menilai ginjal tak lagi berfungsi optimal, maka pasien dapat dianjurkan untuk segera mendapatkan perawatan lanjutan. Salah satunya adalah dengan prosedur cuci darah menggunakan mesin hemodialisis yang dapat menyaring limbah pada darah di luar tubuh.
Memahami betapa krusialnya ketersediaan alat hemodialisis, PT Itama Ranoraya Tbk (“IRRA”), perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi, telah mendistribusikan produk hemodialisis Sansin W-T2008-B kepada beberapa rumah sakit. Sejak memulai distribusi mesin hemodialisis pada Desember 2023, Perseroan telah berhasil menjangkau sejumlah fasilitas kesehatan di berbagai daerah dan berencana untuk terus memperluas jangkauan pasar.
Heru Firdausi Syarif, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk menyebut “Hemodialisis tetap menjadi salah satu metode utama dalam pengelolaan penyakit ginjal kronis. Pada mesin hemodialisis ini terdapat bagian-bagian yang dapat menyaring darah pasien untuk membuang urea, kreatinin, asam urat, dan kelebihan air, dan mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh, kadar elektrolit tubuh, serta memperbaiki status kesehatan penderita.
Dengan memahami manfaat-manfaat tersebut, Perseroan berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi terbaik bagi perawatan terhadap penyakit ginjal ini. Harapan kami, distribusi ini dapat berkontribusi meningkatkan akses terhadap perawatan berkualitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.”
Berdasarkan rekomendasi National Kidney Foundation, hemodialisis sebaiknya dilakukan ketika fungsi ginjal turun hingga 15 persen atau ketika seseorang mengalami gejala yang parah oleh penyakit ginjal, seperti sesak napas, keram otot, dan mual atau muntah[5]. Penentuan waktu untuk memulai prosedur cuci darah ini biasanya didasarkan pada hasil tes laboratorium yang mengukur tingkat fungsi ginjal yang tersisa dan gejala yang dialami oleh pasien dengan bantuan tenaga kesehatan.
Herlina, Kepala Ruangan Unit Hemodialisis RSUD Dr. H. Soemarno Sostroatmodjo, Kapuas, Kalimantan Tengah, salah satu pengguna mesin hemodialisis dari IRRA menjelaskan “Sejauh ini, kami sangat puas dengan performa dari mesin hemodialisis Sansin W-T2008-B.
Sebagai salah satu aplikator, Sansin memiliki fitur lengkap yang mudah dipahami ketika para tenaga kesehatan menggunakannya. Tak hanya itu, mesin Sansin ini lebih cepat siap sehingga mampu menghemat waktu dalam memberikan tindakan kepada pasien.”
Membuka Akses Hemodialisis dengan Skema Pinjam-Pakai
Untuk mendorong akses perawatan hemodialisis, IRRA juga menyediakan skema sistem kerjasama pinjam-pakai bagi fasilitas kesehatan pada mesin hemodialisis dengan masa kontrak tertentu. Ini memungkinkan fasilitas kesehatan menyediakan perawatan komprehensif kepada pasien dengan harga yang relatif lebih terjangkau, seraya menghemat anggaran pengadaan peralatan.
Melalui mekanisme ini, fasilitas kesehatan dapat meminjam mesin hemodialisis, mendapatkan perawatan mesin secara reguler, sekaligus mengakses consumable products IRRA dengan lebih hemat biaya.
”Kami menggunakan skema pinjam-pakai yang disediaakan Itama Ranoraya untuk menyediakan 6 unit mesin hemodialisis di Rumah Sakit kami. Kami merasa bahwa skema pinjam-pakai yang ditawarkan ini lebih unggul dibandingkan dengan membeli langsung.
Selain dapat menghemat biaya operasional pengadaan mesin, kami juga dapat menghemat biaya perawatan mesin sebab kami mendapatkan fasilitas perawatan tersebut dari para teknisi Itama Ranoraya.” tutup Herlina. (ris)