Koranindopos.com – Jakarta. Momentum peringatan Hari Kartini menjadi momen refleksi mendalam bagi komunitas arisan Aurora dan Lavender. Bertempat di Jakarta pada Jumat (25/4/2025), sejumlah perempuan dari berbagai latar belakang berkumpul dalam sebuah acara yang tak hanya sarat makna, namun juga membangkitkan semangat kolektif akan pentingnya pemberdayaan perempuan di era modern.
Dalam suasana yang hangat dan akrab, para anggota komunitas yang terdiri dari istri, ibu, sekaligus wanita karir ini, hadir untuk saling berbagi cerita dan semangat. Kehadiran mereka bukan sekadar simbolik peringatan semata, melainkan menjadi ajang nyata untuk menegaskan bahwa semangat perjuangan R.A. Kartini masih relevan dan hidup dalam keseharian perempuan masa kini.
Salah satu penggagas acara, desainer Rimigy Rihasalay, menegaskan bahwa peringatan Hari Kartini seharusnya tidak berhenti pada seremoni tahunan. Baginya, semangat Kartini merupakan prinsip hidup yang harus terus dijalani oleh setiap perempuan, kapan pun dan di mana pun.
“Hari ini bukan sekadar simbolik perayaan Hari Kartini. Tapi lebih dari itu, ini adalah pengingat bahwa semangat Kartini harus kita pegang setiap hari. Kita semua di sini adalah Kartini masa kini, perempuan yang belajar, berkarya, dan berkontribusi untuk masyarakat, di luar peran kita sebagai ibu dan istri,” ujar Rimigy.
Komunitas Aurora dan Lavender sendiri telah lama menjadi ruang aman bagi anggotanya untuk bertumbuh bersama. Tak hanya sekadar arisan, komunitas ini menjadi wadah berbagi energi positif dan saling mendukung. Dengan anggota yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk perempuan yang bersuami Warga Negara Asing (WNA), komunitas ini menjunjung nilai inklusivitas dan semangat persaudaraan.
Meski tidak semua anggota dapat hadir karena padatnya aktivitas masing-masing, semangat kebersamaan tetap terasa. Absennya beberapa anggota justru menjadi pengingat bahwa para perempuan ini adalah sosok aktif yang terus bergerak, tanpa melupakan pentingnya waktu untuk menjalin koneksi satu sama lain.
“Banyak yang berhalangan hadir karena kesibukan. Tapi justru itu yang menunjukkan bahwa kita semua adalah perempuan aktif. Kita tetap menyempatkan waktu untuk saling mengapresiasi dan menyemangati satu sama lain,” tambah Rimigy.
Tahun ini, komunitas Aurora dan Lavender merangkum makna Hari Kartini dalam sebuah pesan yang sederhana namun kuat: perempuan harus terus belajar dan tidak berhenti berkembang, apapun perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Bagi mereka, menjadi perempuan masa kini berarti terus membuka diri terhadap ilmu dan pengalaman baru, sambil tetap menjaga peran domestik yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Salah satu anggota, Liangel, menyampaikan bahwa tantangan utama perempuan modern adalah menjaga keseimbangan antara tanggung jawab rumah tangga dan kebutuhan untuk berkembang sebagai individu.
“Jangan menyerah. Di tengah tanggung jawab rumah tangga, kita harus terus mengembangkan potensi. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk menginspirasi generasi selanjutnya,” ujar Liangel.
Dalam sesi diskusi santai, para peserta berbagi cerita tentang perjuangan sehari-hari, mulai dari membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, hingga tekanan sosial yang kerap kali membatasi ruang gerak perempuan. Namun, semangat mereka tidak surut. Justru melalui komunitas ini, mereka saling menguatkan untuk terus melangkah dan membuat dampak nyata, sekecil apapun bentuknya.
“Suatu hari nanti, ketika kita sudah mengeriput, biarlah anak cucu kita tahu bahwa kita pernah membuat perubahan. Bahwa kita memilih untuk bangkit dan bergerak, bukan hanya diam di rumah,” ujar Rimigy dengan nada penuh keyakinan.
Rimigy juga menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting yang tak bisa disepelekan dalam kehidupan. Ia mengingatkan bahwa perempuan bukan hanya pendamping, melainkan juga bisa menjadi penopang keluarga.
“Kita memang diciptakan dari tulang rusuk, tapi kita juga harus siap menjadi tulang punggung,” ujarnya tegas.
Dengan pernyataan tersebut, Rimigy menegaskan bahwa kesetaraan bukan berarti menghilangkan peran tradisional perempuan, tetapi memperluas peran itu agar perempuan juga bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Melalui kegiatan ini, komunitas Aurora dan Lavender memperlihatkan bahwa semangat Kartini bukan sekadar warisan sejarah, melainkan sebuah panggilan untuk terus belajar, berkarya, dan menginspirasi, setiap hari dan dalam berbagai peran.
“Justru semakin relevan di tengah tantangan zaman. Karena menjadi Kartini masa kini bukan hanya tentang merayakan satu hari, tapi tentang terus memilih untuk belajar, berkarya, dan memberi inspirasi setiap hari,” pungkas Rimigy.