koranindopos.com – Jakarta. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Program Sekolah Rakyat (SR) ditargetkan mampu mendorong kemandirian 500.000 keluarga di seluruh Indonesia setiap tahun. Program ini tidak hanya berfokus pada pendidikan anak, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi orang tua secara terintegrasi.
“Jika daya tampung Sekolah Rakyat bisa sampai 500 ribu siswa, maka setiap tahun ada 500 ribu keluarga yang bisa dientaskan dari kemiskinan,” ujar Mensos Saifullah Yusuf, Rabu (15/10/2025).
Program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini menjadi bagian dari strategi nasional pengentasan kemiskinan yang terukur. Fokus utamanya adalah memastikan anak-anak yang tidak sekolah, putus sekolah, atau berisiko putus sekolah dapat kembali mendapatkan hak pendidikan, sementara orang tua mereka diberdayakan agar mampu mandiri secara ekonomi.
“Ini satu proses yang terintegrasi. Anak-anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan. Mereka harus menjadi keluarga yang mandiri maksimal lima tahun ke depan,” tegas Mensos.
Kemensos menerapkan skema pemberdayaan ekonomi berbasis tiga pilar utama, yakni peningkatan keterampilan, penguatan aset usaha, dan perluasan akses pasar. Bantuan akan disesuaikan dengan potensi dan minat keluarga, seperti bantuan ternak kambing atau ayam petelur, serta pengembangan usaha kerajinan di daerah-daerah.
Melalui pendekatan ini, diharapkan setiap keluarga penerima manfaat tidak hanya terbantu secara sementara, tetapi mampu membangun kemandirian ekonomi jangka panjang.
Hingga saat ini, Kementerian Sosial telah membuka 165 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi secara bertahap sejak Juli 2024. Setiap titik memiliki data by name, by address keluarga peserta, sehingga intervensi pemberdayaan dapat dilakukan lebih tepat sasaran dan terukur.
Dengan konsep ganda antara pendidikan dan pemberdayaan ekonomi, Program Sekolah Rakyat diharapkan menjadi motor penggerak baru dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan keluarga di Indonesia. (hai)