koranindopos.com – Jakarta. Kementerian Kesehatan menggelar pameran farmasi dan alat kesehatan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Pameran yang akan berlangsung pada 9-11 November 2023 ini merupakan salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional atau resiliensi di bidang farmasi dan alat kesehatan.
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin saat membuka pameran, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Karenanya, Wapres menginginkan agar ikhtiar dalam penguasaan teknologi dan inovasi digencarkan untuk memastikan pembangunan Indonesia termasuk kesehatan tidak tertinggal dari negara lain.
“Kita harus sungguh-sungguh menyadari bahwa inovasi dan teknologi kesehatan adalah wajah peradaban masa depan, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang praktis, cepat, mudah dan terjangkau,” kata Wapres, Kamis (9/11).
Pengembangan inovasi dan teknologi kesehatan, lanjut Wapres harus berjalan beriringan dan terintegrasi untuk menciptakan layanan kesehatan yang efektif dan efisien. Karenanya, Wapres menekankan agar pengembangan teknologi dan inovasi kesehatan bukan sekadar penemuan teknologi yang modern dan canggih, namun juga harus berpikir kreatif bagaimana cara mengelola SDA Indonesia yang beragam layaknya negara maju.
Pasalnya, Indonesia sendiri memiliki SDA yang berlimpah, banyak tanaman yang diketahui memiliki kandungan obat namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan tanaman tradisional sebagai obat juga dipandang masih terbatas, hanya beberapa tanaman saja yang sudah digunakan sebagai bahan baku industri pengobatan tradisional seperti temulawak, konten, kapulaga dan bunga lawang.
Melalui pameran ini, Wapres berharap bisa menjadi sarana untuk berbagi praktik baik sekaligus ajang promosi produk dari masing-masing peserta. Dengan begitu, pemanfaatan tanaman asli Indonesia yang diketahui memiliki khasiat obat untuk bahan baku industri obat tradisional kian maju dan bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.
“Mari berdayakan pengetahuan tradisional dan warisan budaya tersebut untuk menghasilkan kemaslahatan yang seluas-luasnya bagi kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah saat ini transformasi kesehatan pilar ketiga yakni transformasi ketahanan kesehatan untuk mewujudkan kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
“Saat pandemi kita melihat bahwa daya tahan sistem kesehatan kita itu lemah khususnya di bidang obat-obatan dan vaksin, kondisinya saat pandemi terjadi semua negara lockdown, sehingga kita tidak memiliki akses ke obat-obatan dan vaksin yang sangat dibutuhkan untuk 270 juta masyarakat,” kata Menkes.
Melalui transformasi tersebut, kedepan sistem kesehatan terutama yang berkaitan dengan obat-obatan dan vaksin maupun alat kesehatan esensial yang dibutuhkan masyarakat bisa diproduksi di dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia tidak lagi bergantung dengan negara lain.
Menkes membeberkan, kemandirian alat kesehatan dan farmasi telah terwujud. Saat ini, perusahaan yang mampu memproduksi vaksin dalam negeri bertambah yang semua 1 perusahaan menjadi 3 perusahaan. Selaras, jumlah vaksin yang bisa diproduksi dalam negeri naik dari 1 jenis menjadi 4 jenis. Kemudian, bahan baku obat yang mayoritas impor kini bisa diproduksi di dalam negeri.
“Belanja obat dan alkes dalam negeri juga meningkat. Di tahun 2020 sekitar Rp 4,5 triliun anggaran belanja untuk bahan baku obat, sekarang Rp 9 triliun sudah digunakan untuk belanja bahan obat dalam negeri,” ujar Menkes.
Pameran alat kesehatan dan farmasi dalam rangka HKN ke-59 bertajuk “melesat maju menuju resiliensi kesehatan” rencananya akan berlangsung selama 3 hari, hingga 11 November 2023 di JCC, Jakarta. Berikut beberapa kegiatan yang akan berlangsung dalam pameran farmasi dan alat kesehatan :
1. Launching Tanaman Obat Indonesia Unggulan dan Perpres Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.
2. Pameran yang menampilkan produk dalam negeri berupa sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika) dan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT).
3. Seremoni Signing beberapa agreement yaitu terkait pengembangan vaksin halal berbasis mRNA, pengembangan produksi alat kesehatan dalam negeri, termasuk dukungan layanan primer, dan pengembangan first-in-class RNA centric cancer early detection tests optimized for the Indonesian population.
4. Pemeriksaan kesehatan gratis, seperti pemeriksaan mata, terapi akupuntur, pemeriksaan kepadatan tulang, pemeriksaan gula darah, deteksi dini penyakit tidak menular, deteksi dini kardiovaskular menggunakan NIVA, donor darah, deteksi dini kanker servix dengan IVA dan DNA HPV, deteksi dini kanker payudara menggunakan USG, dan unit mobile mamografi.
5. Business matching dan business networking terkait pemenuhan kebutuhan alat kesehatan untuk berbagai program prioritas dan penjajakan potensi kerja sama ‘green industry’ pada sektor industri farmasi yang diikuti oleh entitas industri farmasi dan alat kesehatan nasional, para peneliti, serta mitra luar negeri.
6. Talkshow untuk media edukasi kepada masyarakat, seperti peluang obat bahan alam dalam mendukung kesehatan dan wisata kebugaran di era industri 4.0, pengembangan produk teknologi tinggi, seperti MRI, vaksin m-RNA, dan precision diagnostic, green pharmaceutical industry, dan kesiapan Indonesia dalam menghadapi wabah dan pandemi di masa yang akan datang.
7. Pemberian penghargaan Karya Anak Bangsa kepada Inventor, Industri dan Start-up Company di bidang Farmasi dan Alat Kesehatan.
8. Pemberian penghargaan kepada beberapa Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan penghargaan lainnya.
Pameran ini juga diisi dengan pemeriksaan kesehatan, hiburan masyarakat seperti orchestra, live music, games, dan doorprize yang seluruhnya gratis untuk umum. (ris)