koranindopos.com – Jakarta. Setelah tragedi pohon tumbang yang menewaskan dua turis asing di objek wisata Monkey Forest, Ubud, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, Bali, mengambil langkah tegas untuk meningkatkan pengawasan terhadap keamanan di objek-objek wisata yang dikelola oleh pemerintah, desa adat, maupun pihak swasta. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan pengunjung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar, I Dewa Gede Alit Mudiarta, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa tim dari Dinas Pariwisata dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar telah turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi keamanan di beberapa objek wisata. Tim ini melakukan inspeksi rutin untuk memastikan tidak ada potensi bahaya yang mengancam pengunjung. Jika ditemukan potensi risiko yang tinggi, objek wisata diminta untuk sementara waktu ditutup guna mencegah terjadinya insiden yang lebih besar.
Kecelakaan tragis yang terjadi di Monkey Forest, yang merupakan salah satu objek wisata terkenal di Ubud, Bali, terjadi pada Rabu, 11 Desember 2024, ketika sebuah pohon besar tumbang dan menimpa dua wisatawan asing yang tengah berkunjung. Peristiwa tersebut langsung menjadi perhatian publik dan pemerintah daerah. Dua korban tewas akibat kejadian ini, sementara beberapa wisatawan lainnya mengalami luka ringan. Tragedi ini memicu Pemkab Gianyar untuk memperketat pengawasan di seluruh objek wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Dalam upaya memastikan keselamatan pengunjung, Alit Mudiarta menjelaskan bahwa Pemkab Gianyar akan bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata dan BPBD, untuk memeriksa kondisi fisik objek wisata. Pemeriksaan meliputi inspeksi terhadap infrastruktur, pohon-pohon yang ada di area wisata, serta elemen lainnya yang berpotensi membahayakan keselamatan pengunjung.
“Setiap objek wisata yang dikelola oleh Pemkab Gianyar, seperti Pura Tirta Empul, Pura Gunung Kawi di Desa Sebatu, Pura Gunung Kawi di Tampaksiring, Goa Gajah, Yeh Pulu, Candi Tebing Tegalinggah, dan Goa Garba, akan dipastikan keamanannya. Jika terdapat potensi bahaya, kami akan meminta untuk menutup sementara objek wisata tersebut sampai kondisi dinyatakan aman,” jelas I Dewa Gede Alit Mudiarta saat melakukan pemantauan langsung di Monkey Forest pada Rabu, 12 Desember 2024.
Langkah-langkah yang diambil Pemkab Gianyar untuk meningkatkan pengawasan di objek wisata antara lain:
- Pengecekan Rutin Infrastruktur – Pemerintah daerah akan melakukan inspeksi berkala terhadap infrastruktur di objek wisata, terutama yang berhubungan dengan keselamatan pengunjung, seperti pohon, jalan setapak, jembatan, dan fasilitas lainnya.
- Penataan Pohon dan Tanaman – Mengingat potensi pohon tumbang yang dapat membahayakan pengunjung, Pemkab Gianyar akan bekerja sama dengan ahli lingkungan untuk menata dan memangkas pohon-pohon yang dianggap berisiko.
- Penutupan Sementara Objek Wisata yang Tidak Aman – Jika ditemukan masalah yang berpotensi menimbulkan bahaya, seperti pohon yang sudah rapuh atau infrastruktur yang rusak, objek wisata akan ditutup sementara hingga diperbaiki.
- Peningkatan Keselamatan Pengunjung – Pemkab Gianyar juga akan memperkenalkan protokol keselamatan yang lebih ketat, dengan memberi pelatihan kepada petugas wisata mengenai cara menangani situasi darurat dan memastikan pengunjung mematuhi aturan keselamatan yang ada.
Pemkab Gianyar berkomitmen untuk tetap menjaga Bali sebagai tujuan wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan, baik domestik maupun internasional. Setelah kejadian tragis tersebut, pihaknya juga berencana untuk melakukan kampanye kesadaran kepada pengunjung mengenai pentingnya mengikuti aturan dan pedoman keselamatan selama berkunjung ke objek wisata.
“Kami berharap langkah-langkah ini dapat mencegah kejadian serupa dan memastikan keselamatan serta kenyamanan pengunjung. Kejadian di Monkey Forest adalah tragedi yang sangat kami sesalkan, dan kami berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pengawasan dan keselamatan di objek wisata kami,” tambah Alit Mudiarta.(dhil)