Koranindopos.com – Depok. Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang fleksibel. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan , Kebudayaan, Riset dan dan Teknologi, Zulfikri Anas mengemukakan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan alat (tools) agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya. Menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
”Berdasarkan konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus memerdekakan manusia secara lahir dan batin,” tegas Zulfikri dalam siaran persnya, Selasa (20/6). Menurut dia, pendidikan seyogyanya memberi ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia.
Menurut Zulfikri, semua mata pelajaran menjadi tools agar mereka tumbuh menjadi orang yang berpikir dan berkarakter. Yang dituntut bukan kelengkapan administrasi, tapi lebih kepada pendampingan untuk setiap anak, proses pendidikan, dan proses pembelajaran yang berkualitas, bermakna, dan mendalam.
”Sehingga anak dapat merasakan manfaat langsung dari apa yang dipelajari, serta menikmati proses belajar, dan akhirnya menjadi pembelajar sepanjang hayat,” tegas Zulfikri. Dia juga mengingatkan para guru agar sebelum menyampaikan materi pembelajaran dari kurikulum harus mengenal kepribadian anak terlebih dahulu dan memastikan kesiapan anak dalam menerima pembelajaran.
Misalnya, lanjut dia, melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga. ”Kurikulum Merdeka berusaha mengembalikan pendidikan ke marwah sesungguhnya, mengembalikan pembelajaran yang berfokus pada anak,” tutur Zulfikri.