koranindopos.com – Jakarta. Dalam rangka mempromosikan kerja sama mendalam di sektor ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok – Indonesia, pada Kamis 19 Oktober 2023 diadakan “China-Indonesia Economic, Trade and Investment Forum” (Forum Ekonomi, Perdagangan, dan Investasi Tiongkok-Indonesia) dimulai pada pukul 14.30 di Ballroom 1 3F Jakarta International Expo (JIEXPO). Acara ini diselenggarakan bersama oleh Council for the Promotion of International Trade Shanghai (CCPIT Shanghai) / Kamar Dagang Internasional Shanghai, Biro Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (Trade Development Bureau of the Ministry of Commerce of the People’s Republic of China) dan KADIN Indonesia, dengan dukungan khusus dari Shanghai Integrated Service Center (Pusat Layanan Terpadu Shanghai) untuk The Belt and Road Initiative (BRI) dan juga untuk mendorong internasionalisasi perusahaan-perusahaan. “China-Indonesia Economic, Trade and Investment Forum” diadakan untuk mewujudkan kerjasama solid antara kedua negara dan membantu perusahaan di kedua wilayah untuk lebih memperluas pasar internasional. Diadakannya acara ini di tahun 2023 sekaligus menandai ulang tahun ke-10 The Belt and Road Initiatives (BRI), sebuah proyek strategi pembangunan infrastruktur global yang dilaksanakan oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 2013 untuk berinvestasi di lebih dari 150 negara dan organisasi internasional, dan sekaligus ulang tahun ke-10 pembentukan China-Indonesia Comprehensive Strategic Partnership (Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia). The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP – Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional) juga mulai dijalankan di Indonesia pada awal tahun ini.
Minhao ZHOU, Ketua CCPIT Shanghai / Kamar Dagang Internasional Shanghai, mengatakan dalam pidatonya bahwa ada sejarah panjang pertukaran persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia. Diyakini bahwa upaya bersama dalam kemajuan berkelanjutan dari The Belt and Road Initiatives (BRI) dan implementasi RCEP yang efektif akan membentuk pola baru kerja sama ekonomi dua sisi berdampingan atau “double-wheel-driven” antara Indonesia – Tiongkok, serta meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara ke tingkat yang baru. “Sebagai organisasi untuk mempromosikan perdagangan dan investasi internasional antara Shanghai dan seluruh dunia, kami bertujuan untuk melayani keterbukaan Shanghai kepada dunia dan melayani perusahaan-perusahaan baik itu dari Tiongkok maupun perusahaan Asing,” ujarnya. CCPIT Shanghai berfokus pada promosi perdagangan, investasi, kerja sama ekonomi dan teknologi antara Shanghai dan seluruh dunia dan memiliki gugus tugas khusus di bidang-bidang tersebut. “Tidak terbatas pada konvensi dan pameran internasional, promosi perdagangan dan investasi, serta layanan komersial dan hukum, kami akan terus memainkan peran kami sebagai jembatan ekonomi dan perdagangan internasional sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mempromosikan pembangunan ekonomi dunia yang terbuka dan saling menguntungkan,” tambah Minhao ZHOU.
Pada forum ini juga, Sekretaris II Chamber of Industry dari KADIN Indonesia, Widiyanto Saputro mempresentasikan materinya mengenai Pembangunan Nasional melalui Hilirisasi Industri dan Peningkatan Konten Lokal. “Indonesia perlu merubah berbagai macam indikator untuk mengarah pada Indonesia Emas 2023. Harapannya, pada tahun 2038 kita sudah bergerak dari middle-income country menjadi negara berpenghasilan tertinggi,” ujarnya. Kunci dari pembangunan ini ada pada dua agenda yang sedang didorong keras oleh pemerintah Indonesia, yaitu Hilirisasi Industri dan pembangunan “Multi-player effect” dari majunya industri lokal Indonesia. Pada bagian Hilirisasi Industri, Indonesia sudah membuktikan hasilnya sejak dimulainya projek ini pada tahun 2003 melalui pembatasan ekspor biji timah. Hilirisasi ini bisa meningkatkan pendapatan negara sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Hal kedua yang penting untuk mencapainya adalah melalui “multi-player effect” yang dikejar dengan cara penerapan TKDN pada produk-produk yang wajib dipakai. “Hampir 2 tahun ini, sudah 40.000 produk yang memiliki sertifikasi diatas 25%, dan 27.000 diantaranya sudah memiliki tingkat kandungan lokal diatas 40%, namun ini baru 5% dari jumlah total produk yang dibeli pemerintah Indonesia,” tegas Widiyanto Saputro.
Song XUE, Associate Professor di Institute of International Studies, Fudan University, berbagi pandangannya pada forum ini mengenai “Menjelajahi Pembangunan yang Saling Menguntungkan: Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-Indonesia dalam Rangka Peringatan 10 Tahun The Belt and Road Initiatives”. Dia percaya bahwa, selama dekade terakhir, kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Indonesia telah membuat pencapaian yang luar biasa, dan bahwa kedua belah pihak telah mengatasi banyak faktor yang tidak menguntungkan di dalam dan luar negeri. “Indonesia dan Tiongkok terus memperdalam rasa saling percaya dan pemahaman masing-masing, sehingga Tiongkok dan Indonesia telah sukses bekerja sama satu sama lain untuk saling mempromosikan dan menginspirasi,” ujarnya. Melalui kerja sama yang berkesinambungan dan upaya bersama dalam memecahkan berbagai masalah, kedua negara tidak hanya bergerak ke arah satu sama lain di jalur modernisasi masing-masing, tetapi juga memberikan contoh kerja sama bagi negara-negara berkembang lainnya untuk mencapai pembangunan dan kemakmuran bersama.
Dalam sesi Enterprise Sharing, Xiaoxia YANG, Wakil Presiden Shanghai Decent Investment (Group) Co, Ltd, dan Matthew CHAN, Co-Founder Xingyun Group dan CEO Polibeli Indonesia, diundang untuk memberikan “Enterprise Sharing: Bersama-sama Membangun The Belt and Road Initiatives – Contoh Operasi Internasional.” Sebagai salah satu dari lima grup utama di bawah Tsingshan Industrial, Shanghai Decent Investment (Group) Co, Ltd adalah kekuatan utama Tsingshan untuk mempromosikan operasi internasional. Xiaoxia YANG, Wakil Presiden Shanghai Decent, percaya bahwa perusahaan harus mementingkan dan memperkuat investigasi perbedaan antar negara untuk berinovasi dalam model konstruksi, operasi, dan berbagai pengembangan. Keberhasilan kerja sama dalam kapasitas produksi internasional terletak pada saling melengkapi keunggulan satu sama lain dan mengoptimalkan struktur biaya investasi dan biaya produksi, untuk membangun daya saing global. “Kita perlu untuk menyelidiki, mengalami dan mempelajari masyarakat dan budaya Indonesia dengan sepenuh hati, untuk mewujudkan integrasi budaya dan koeksistensi peradaban. Hanya dengan melakukan hal tersebut, daya saing inti dari kawasan industri ini dapat disorot,” ucap Xiaoxia YANG.
Di sisi lain, Xingyun Group sebagai platform layanan pasokan digital terkemuka di Tiongkok, juga mempresentasikan perannya dalam melayani peredaran beberapa merek yang sudah bisa ditemui secara global. Matthew CHAN, Cofounder Xingyun Group, memperkenalkan bahwa Xingyun Group secara aktif melakukan pembangunan infrastruktur perdagangan lintas batas dan kerja sama industri di negara-negara di sepanjang The Belt and Road Initiatives, serta memberdayakan pengembangan UKM dengan digitalisasi yang semakin efisien. Berdasarkan Polibeli, platform layanan rantai pasokan cerdas lokal di Indonesia, Xingyun Group berkontribusi pada lapangan kerja dan tingkat digitalisasi serta fasilitasi perdagangan di Indonesia untuk mempromosikan ekonomi riil Indonesia untuk berkembang dan keluar.
Menanggapi perkembangan pesat teknologi informasi digital saat ini, transformasi digital perusahaan telah berdampak luas pada perubahan dan perkembangan berbagai model bisnis. Diskusi panel secara khusus diadakan di Forum ini untuk membahas perkembangan tersebut.
Forum diskusi ini dihadiri oleh:
Xiaoguan JIANG, Wakil Sekretaris Jenderal Komite Kerja Perdagangan Elektronik Lintas Batas, Kamar Dagang Elektronik Tiongkok (Deputy Secretary-General of Cross-border E-commerce Working Committee of China Electronic Chamber of Commerce);
Shuyin NI, Chairman Shanghai Tengqiao Information Technology Co, Ltd;
Guanbin FAN, Wakil Dekan Hefei Institute for Public Safety Research, Tsinghua University;
Donghua SHEN, General Manager Divisi Pembayaran FocusTechnology Co, Ltd (General Manager of Payment Division of FocusTechnology Co., Ltd.); dan
Edwin Darmasetiawan, Vice President PT Wanxinda Group Indonesia,
Forum diskusi ini bertemakan “Inovasi Model Bisnis Digital dan Pengembangan Produk dan Layanan Pemasaran Digital” dan dilaksanakan dalam dua bahasa. Lebih dari 200 peserta dari 150 perusahaan, kelompok, dan organisasi dari Tiongkok dan Indonesia menghadiri forum ini. Acara ini juga mendapat dukungan kuat dari Komite Kerja E-commerce Lintas Batas Kamar Dagang Elektronik Tiongkok, Kamar Dagang Tiongkok di Indonesia, COMEXPOSIUM Group, PT. Lima Armada Utama dan PT.Bina Mitra Indosejahtera. (why)