koranindopos,com – Jakarta. Anggota Komisi I DPR RI, Jazuli Juwaini, menyatakan rasa kecewa dan penyesalannya terhadap sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 19 April 2024. Menurutnya, pengakuan ini seharusnya menjadi jalan perdamaian berdasarkan solusi dua negara, yang selama ini juga didukung oleh AS.
“Fraksi PKS, Indonesia, dan banyak negara sangat kecewa dengan sikap AS yang tidak menghendaki keanggotaan penuh Palestina di PBB. Padahal, 12 negara di Dewan Keamanan setuju, di mana persyaratan persetujuan cukup dari 9 negara dan tanpa veto anggota tetap,” ungkap Jazuli Juwaini dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, pada Minggu (21/4/2024).
Jazuli menegaskan bahwa veto AS ini justru menghambat upaya untuk menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan aman. Sikap AS, menurutnya, tidak sejalan dengan cita-cita perdamaian berdasarkan ‘two state solution’ yang selama ini diperjuangkan.
“Kita semua ingin mewujudkan tata dunia baru yang adil, tentram, aman, dan damai tanpa peperangan dan penjajahan. Prioritas kita saat ini adalah menyelamatkan nyawa manusia. Agar tidak ada lagi kekerasan, kekejaman, dan penjajahan terhadap umat manusia,” terangnya.
Jazuli, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP), mendesak negara-negara anggota PBB yang masih memiliki nurani untuk terus mendesak, menekan, dan meningkatkan lobi serta diplomasi agar kekejaman yang terjadi di Palestina dapat segera dihentikan.
Dia juga mengapresiasi sikap tegas Indonesia, yang melalui Menlu Retno Marsudi, telah mendukung kemerdekaan Palestina dan mendorong agar lebih efektif dalam mengusulkan serta merekomendasikan proposal perdamaian yang permanen.
“Setop agresi, setop penjajahan, setop kekejaman yang selama 6 bulan ini telah menewaskan lebih dari 33 ribu rakyat Palestina, di mana 2/3 di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua. Kita tidak ingin lagi ada tragedi kemanusiaan di Palestina,” pungkas Jazuli.
Tindakan veto AS ini menjadi sorotan internasional dan menyoroti ketegangan yang terus berlanjut di kawasan Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun. Semoga dengan desakan dan upaya dari berbagai pihak, perdamaian di wilayah tersebut dapat segera terwujud. (hai)