koranindopos.com – Jakarta. Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, baru-baru ini melakukan kunjungan ke Arab Saudi dan mengadakan pertemuan penting dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah. Pertemuan yang berlangsung di Jeddah ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan layanan bagi jemaah haji Indonesia. Ada tiga poin utama yang menjadi sorotan dalam pembicaraan tersebut, yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan lebih bagi jemaah haji, khususnya yang berusia lanjut.
- Penambahan Kuota Petugas Haji
Menag Nasaruddin Umar mengusulkan agar kuota petugas haji Indonesia ditambah. Saat ini, jumlah petugas haji Indonesia hanya sebanyak 2.210 orang, sedangkan jumlah jemaah yang terus meningkat, terutama di kalangan jemaah lanjut usia (lansia), memerlukan perhatian khusus. Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lebih dari 42.000 jemaah haji berusia 65 tahun ke atas, dengan 10.000 kuota prioritas untuk lansia. Menag menyebutkan bahwa dengan jumlah petugas yang terbatas, sangat sulit bagi satu petugas untuk menangani sejumlah besar jemaah dalam satu kelompok terbang. - Pembebasan Biaya Masuk Masyair bagi Petugas
Menag juga mengusulkan agar petugas haji dibebaskan dari biaya masuk ke Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina). Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban biaya yang harus ditanggung oleh petugas yang mendampingi jemaah. Rencananya, kebijakan ini akan diberlakukan oleh Pemerintah Saudi pada musim haji 1446 H. Menag berharap agar kebijakan tersebut dapat membantu meringankan petugas yang bekerja keras dalam mendampingi jemaah haji Indonesia. - Penerapan Skema Tanazul untuk Mengurangi Kepadatan di Mina
Menag memperkenalkan skema tanazul, yang memungkinkan jemaah haji yang tinggal di sekitar Jamarat untuk kembali ke hotel selama fase Mabit di Mina. Dengan skema ini, jemaah akan menjalankan kewajiban Mabit di sekitar Jamarat sebelum kembali ke hotel untuk beristirahat. Menurut Menag, penerapan skema ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan di Mina, yang selama ini menjadi salah satu tantangan besar dalam pelaksanaan ibadah haji.
Selain membahas tiga poin utama di atas, Menag Nasaruddin Umar juga menyampaikan apresiasi atas dukungan besar Pemerintah Arab Saudi terhadap pelaksanaan ibadah haji Indonesia. Indonesia dikenal memiliki sistem manajemen haji yang baik, dan banyak negara lain yang mengakui keberhasilan sistem haji Indonesia dan bahkan belajar dari pengalaman Indonesia dalam mengelola penyelenggaraan ibadah haji.
Selain bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Saudi, Menag juga melanjutkan pertemuan dengan pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam penyediaan layanan haji, guna memastikan kesiapan fasilitas dan layanan bagi jemaah Indonesia pada musim haji yang akan datang.(dhil)