koranindopos.com – jakarta. Mobil listrik asal China, Neta V, baru saja menjalani tes tabrak oleh lembaga pengujian kendaraan baru ASEAN NCAP, dan hasilnya cukup mengejutkan. Neta V, yang direncanakan untuk dipasarkan di beberapa negara Asia Tenggara seperti Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Thailand, memperoleh skor keseluruhan yang sangat rendah, hanya 28,55 poin dari maksimal 100 poin.
Berdasarkan dokumen resmi dari ASEAN NCAP, Neta V mendapatkan hasil yang kurang memuaskan di beberapa kategori keselamatan utama. Berikut rincian skor yang diterima Neta V:
- Perlindungan Penumpang Dewasa (AOP): Neta V hanya memperoleh 7,89 poin dari 40,00 poin yang tersedia untuk kategori ini. Skor rendah ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap penumpang dewasa dalam tes tabrak tidak memenuhi standar keselamatan yang diharapkan.
- Perlindungan Penumpang Anak (COP): Mobil ini mendapatkan 13,51 poin dari 20,00 poin, yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan perlindungan penumpang dewasa, namun masih jauh dari kategori keselamatan yang ideal.
- Bantuan Keselamatan (SA): Neta V hanya mendapatkan 7,14 poin dari 20,00 poin untuk kategori bantuan keselamatan. Ini menunjukkan bahwa fitur-fitur keselamatan seperti sistem peringatan tabrakan, penghindaran tabrakan, atau kontrol stabilitas kendaraan tidak memadai.
- Keselamatan Pengendara Sepeda Motor (MS): Pada kategori ini, Neta V mendapat 0,00 poin dari 10,00 poin, yang berarti mobil ini gagal untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi pengendara sepeda motor, sebuah aspek yang semakin menjadi perhatian di pasar kendaraan Asia Tenggara yang banyak dipenuhi pengendara motor.
Salah satu hasil paling mengejutkan adalah 0,00 poin untuk kategori Keselamatan Pengendara Sepeda Motor (MS). Skor ini mengindikasikan bahwa Neta V tidak memiliki fitur keselamatan yang dirancang untuk melindungi pengendara sepeda motor dalam kondisi kecelakaan, yang menjadi masalah besar mengingat tingginya jumlah pengendara motor di negara-negara pasar mobil ini.
Meskipun Neta V memiliki potensi besar sebagai mobil listrik murah, hasil tes ini bisa memengaruhi kepercayaan konsumen terhadap keselamatan kendaraan. Meskipun mobil listrik ini menawarkan solusi ramah lingkungan dan biaya operasional rendah, minimnya fitur keselamatan dapat menjadi hambatan utama bagi para pembeli yang mempertimbangkan kendaraan ini sebagai pilihan utama.
Pihak Neta Auto, produsen Neta V, belum memberikan komentar resmi mengenai hasil tes tabrak ini. Namun, banyak pengamat industri yang memandang rendahnya skor keselamatan ini sebagai sebuah tantangan besar bagi perusahaan dalam memperkenalkan mobil ini ke pasar ASEAN, di mana standar keselamatan kendaraan sangat diperhatikan.
Hasil ini juga membuka diskusi lebih lanjut tentang standar keselamatan kendaraan listrik yang diproduksi oleh negara-negara dengan industri otomotif yang berkembang, seperti China. Beberapa ahli memperingatkan bahwa meskipun kendaraan listrik seperti Neta V memiliki efisiensi yang baik dalam hal emisi dan biaya perawatan, mereka perlu meningkatkan fitur keselamatan untuk memenuhi harapan konsumen di pasar internasional.
Bagi konsumen yang mengutamakan keselamatan, hasil tes ASEAN NCAP ini bisa menjadi pertimbangan penting dalam memilih kendaraan. Skor yang rendah pada tes tabrak bisa menurunkan daya tarik Neta V sebagai pilihan kendaraan, terutama di negara-negara yang memiliki regulasi ketat terhadap keselamatan kendaraan.
Namun, untuk konsumen yang lebih fokus pada aspek harga dan ramah lingkungan, Neta V mungkin tetap menjadi pilihan meski hasil tes tabraknya tidak memuaskan. Meskipun begitu, bagi mereka yang menginginkan perlindungan maksimal di jalan, mobil ini mungkin tidak akan memenuhi ekspektasi.(dhil)