koranindopos.com – Jakarta. Pemerintah Indonesia menarik utang baru sebesar Rp 224,3 triliun dalam dua bulan pertama tahun 2025. Angka ini setara dengan 28,9% dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 775,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa penarikan pembiayaan yang cukup besar di awal tahun merupakan bagian dari strategi pengelolaan utang yang dikenal sebagai front loading. Strategi ini dilakukan untuk mengamankan kebutuhan pembiayaan pemerintah sejak awal tahun.
“Ini berarti ada perencanaan dari pembiayaan yang cukup front loading. Artinya, realisasinya di awal cukup besar,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA yang digelar di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).
Strategi front loading merupakan upaya pemerintah untuk memastikan likuiditas yang cukup dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik dari sisi domestik maupun global. Dengan menarik utang lebih awal, pemerintah dapat mengurangi risiko fluktuasi pasar keuangan serta memanfaatkan kondisi suku bunga yang lebih kompetitif.
Selain itu, strategi ini juga bertujuan untuk mendukung berbagai program prioritas pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, subsidi, serta bantuan sosial yang telah dianggarkan dalam APBN.
Dalam pelaksanaannya, pembiayaan utang negara dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang terdiri dari obligasi domestik dan global. Pemerintah juga terus mengupayakan efisiensi dalam pengelolaan utang agar tidak membebani keuangan negara dalam jangka panjang.
Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun angka penarikan utang cukup besar di awal tahun, pemerintah tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam mengelola beban utang negara.
“Kita tetap mengelola utang dengan sangat hati-hati. Tidak hanya dari sisi jumlah, tetapi juga dari sisi biaya dan risikonya,” tambahnya.
Dengan strategi ini, diharapkan perekonomian nasional tetap stabil dan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.(dhil)