koranindopos.com – Sidoarjo. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berkomitmen mendukung pemerataan pendidikan bagi penyandang disabilitas melalui penyerahan bantuan fasilitas penunjang proses pembelajaran anak-anak penyandang disabilitas. Fasilitas tersebut berupa PC multimedia yang dilengkapi dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat memfasilitasi komunikasi alternatif, seperti pesan teks atau bahkan sintesis suara.
Selain itu juga diberikan bantuan instalasi aplikasi i-CHAT. Aplikasi i-CHAT adalah aplikasi yang dirancang khusus untuk memfasilitasi komunikasi antara individu dengan penyandang disabilitas tuna rungu-wicara. Dengan menggunakan aplikasi i-CHAT, penyandang disabilitas tuna runguwicara dapat berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan masyarakat umum dengan lebih lancar dan percaya diri.
Dalam mendukung inklusi di lingkungan pendidikan Indonesia, Telkom berkomitmen menyerahkan bantuan di 50 titik lokasi di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. Setiap lokasi Sekolah Luar Biasa (SLB) tipe B diberikan bantuan sebanyak 2 unit, dengan peruntukan 1 unit untuk laboratorium dan 1 unit untuk administrasi sekolah. Kegiatan ini telah berlangsung sejak September 2023 dan diharapkan akan terus berlanjut demi mewujudkan pemerataan pendidikan bagi semua kalangan masyarakat.
SGM Community Development Center Telkom, Hery Susanto menyatakan, “akses pendidikan yang berkualitas adalah hak setiap individu. Maka dari itu, Telkom terus mendukung pemerataan pendidikan khususnya di bidang fasilitas sarana dan prasarana. Dengan harapan, setiap anak penyandang disabilitas mampu mengeksplorasi diri secara maksimal tanpa adanya kesenjangan komunikasi sebagai penghambat.”
Di Indonesia, terhitung sejak tahun 2020 terdapat sekitar 144.621 anak berkebutuhan khusus yang tercatat menempuh pendidikan dengan detail persebaran 82.326 anak berkebutuhan khusus yang mengenyam pendidikan SD, 36.884 anak menempuh jenjang SMP dan 25.411 anak berada di jenjang SMA. Seluruh anak tersebut tentunya mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Namun faktanya, masih banyak ditemukan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang kekurangan fasilitas sarana dan prasarana yang menyebabkan proses belajar-mengajar terhambat. Mengutip data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, terdapat sekitar 13.000 sekolah SLB di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 30% yang memiliki fasilitas yang memadai. Kondisi ini nyatanya berlawanan dengan Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2020 tentang akomodasi yang layak untuk peserta didik penyandang disabilitas.
Untuk itu, sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan sekaligus milik negara, Telkom berkomitmen untuk senantiasa menjalankan program tanggung jawab sosial khususnya dalam hal inklusivitas pendidikan.
Diharapkan melalui bantuan ini, ke depannya akan semakin banyak anak-anak penyandang disabilitas yang memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial bermasyarakat. (ris)