Koranindopos.com, Jakarta Selatan – Dalam rangka mendukung terciptanya masyarakat sadar pentingnya kesehatan. BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Selatan menggaungkan program skrining riwayat kesehatan.
Menurut Kepala Cabang Jakarta Selatan, Herman Dinata Mihardja dalam kopi bareng JKN di Kantor BPJS jakarta Selatan, Jumat (21/3) pelaksanaan skrining riwayat kesehatan dan pelayanan penapisan kesehatan tertentu sesuai dengan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3 Tahun 2024.
“Salah satu investasi yang menurut saya penting itu adalah kesehatan, untuk mendukung terwujudnya cita-cita itu, kami dari BPJS Kesehatan sudah menyediakan program skrining riwayat kesehatan yang memungkinkan masyarakat khususnya peserta untuk mengetahui apakah mempunyai risiko penyakit kronis yang mungkin terjadi pada diri sendiri. Awalnya skrining hanya bisa mendeteksi enam penyakit saja, namun saat ini sudah ditambah menjadi 14 penyakit kronis,” kata Herman.
Herman menyebutkan saat ini terdapat 14 risiko penyakit kronis yang bisa dideteksi melalui skrining riwayat kesehatan, diantaranya adalah Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke, Ischemic Heart Disease, Talasemia, Kanker Payudara, Kanker Serviks, Kanker Usus, Kanker Paru, Turbekulosis, Penyakit Paru Obstruktis (PPOK), Anemia, Hepatitis B Dan Hepatitis C. Apabila diketahui memiliki salah satu risiko penyakit tersebut, peserta bisa melakukan penapisan atau skrining kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Berdasarkan capaian tahun lalu, jumlah skrining riwayat kesehatan di wilayah Jakarta Selatan tercatat mencapai 494.390 jiwa, dan penapisan mencapai 523.908 jiwa. Jumlah ini masih bisa kita tingkatkan bersama agar bisa mencakup seluruh masyarakat Jakarta Selatan, didukung dengan kebijakan yang sudah disesuaikan, dari yang awalnya kriteria skrining hanya bisa dilakukan oleh kalangan usia di atas 15 tahun, menjadi semua kalangan usia. Teknisnya peserta dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara mandiri,” Tambahnya.
Herman menyebut masing-masing peserta berkesempatan melakukan skrining riwayat kesehatan sebanyak satu kali dalam setahun, yang dapat diakses dengan beberapa cara, diantaranya melalui Aplikasi Mobile JKN, kanal Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Pcare fasilitas kesehatan tingkat pertama, Portal Quick Respons (POROS) yang ditempatkan di fasilitas kesehatan, ataupun website BPJS Kesehatan.
“Untuk melakukan skrining riwayat kesehatannya juga terbilang sangat mudah, bagi peserta yang menggunakan Aplikasi Mobile JKN cukup mengakses fitur yang sudah disediakan, dan untuk kanal lainnya cukup menyiapkan nomor induk kependudukannya atau nomor kartu JKN serta mengisi data diri. Harapannya dengan semakin luasnya manfaat skrining riwayat kesehatan, masyarakat semakin tertarik memanfaatkannya dan lebih sadar terhadap kesehatan pribadi. Sebagai informasi, skrining ini bersifat gratis,” tegas Herman.
Disisi lain sebagai peserta JKN, Alvina Nur Fadillah (22) sudah mecoba langsung skrining riwayat kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN. Menurutnya skrining tersebut sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat, karena tampilan dan pertanyaannya yang cukup sederhana dan mudah dipahami. Vina sapaan akrabnya itu juga mengaku sangat terbantu dengan adanya program tersebut, terutama untuk memastikan apakah dirinya memiki risiko terkena penyakit kronis sejak usia muda.
“Saat melakukan skrining riwayat kesehatan, kita sebagai peserta akan diminta untuk mengisi beberapa bagian pertanyaan yang berkaitan dengan kebiasaan hidup dan riwayat kesehatan, setelah semuanya selesai akan langsung muncul hasil berupa rangkuman yang menyatakan kita berisiko atau tidak berisiko terkena penyakit kronis. Menurut saya pribadi skrining ini penting banget sih, karena dari hasilnya saya bisa tahu apa yang harus saya lakukan untuk menjaga kesehatan, terlebih lagi programnya gratis, jadi sangat menarik buat anak-anak kuliahan seperti saya,” tutup Vina. (Haris)