koranindopos.com – Jakarta. Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar memperhatikan dampak ekonomi dari konflik antara Iran dan Israel, khususnya dalam menjaga pasokan minyak domestik. Meskipun Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran, Amin menekankan bahwa pasokan minyak global bisa terpengaruh karena Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” tegasnya.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa Indonesia memerlukan impor sekitar 788 ribu barel per hari untuk memenuhi kebutuhan minyak domestik yang mencapai 1,4 juta barel per hari. Amin juga memperingatkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan harga minyak dunia bisa menguras devisa Indonesia.
“Melindungi (hedging) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perlu dilakukan agar cadangan devisa tidak tergerus,” ujarnya.
Amin juga menyoroti kemungkinan kenaikan harga energi yang dapat memicu inflasi dan membebani APBN dengan meningkatnya anggaran subsidi energi. Dia menyarankan pemerintah untuk membangun rantai pasok yang lebih resilient dan memastikan pasokan pangan dan energi tetap lancar. Investasi dalam sumber energi alternatif, rute baru, dan infrastruktur logistik dianggapnya penting untuk memperkuat rantai pasok global.
Terakhir, Amin mengingatkan tentang dampak melemahnya kurs rupiah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menyerukan kepada pemerintah untuk mendorong de-eskalasi konflik di Timur Tengah melalui komunikasi intensif dengan pemimpin dunia.
“Komunikasi intensif dengan pemimpin dunia, termasuk Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, dan negara-negara Eropa, diperlukan untuk menegaskan pentingnya menahan diri dan mengurangi eskalasi konflik,” pungkasnya. (hai)