Koranindopos.com – Medan. AQUA hadir menjadi salah satu pembicara dalam acara seminar “Rehabilitasi Mangrove untuk Kemandirian Umat” yang diadakan oleh Mathla’ul Anwar Sumatera Utara, Global Islamic Development (GID) dan Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (PINBAS) Majelis Ulama Indonesia hari ini. Kegiatan ini diikuti dengan penanaman bibit mangrove, yang secara simbolis diserahkan oleh Mathla’ul Anwar kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Utara. Kedua kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mensejahterakan umat dan lingkungan, terutama di kawasan pesisir Sumatra Utara.
Tanaman mangrove memiliki peran yang penting bagi lingkungan, terutama bagi ekosistem pesisir. Mangrove melindungi pantai, menyerap karbon 3-5 kali lebih banyak dibandingkan pohon biasa, mengurangi risiko bencana, menjadi habitat bagi berbagai spesies, dan meningkatkan mata pencaharian lokal sehingga memiliki manfaat sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Untuk itu kolaborasi multipihak sangat dibutuhkan dalam konservasi mangrove.
Sumatera utara saat ini memiliki lahan mangrove yang dalam keadaan rusak berat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat dan meninggalkan persoalan besar yang berdampak pada isu Perubahan Iklim (climate change). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini bahkan menyebutkan bahwa terdapat 15 ribu hektar lahan mangrove di Sumut dalam kategori rusak berat.
Mangrove sendiri memiliki peranan penting dalam ekosistem pesisir, berfungsi sebagai perlindungan pantai, habitat bagi berbagai spesies, dan penyerap karbon yang efektif dan keberadaan ekosistem mangrove ini sangat penting untuk makanan, mata pencaharian, keanekaragaman hayati, dan iklim.
Oleh karena itu, penanganan dan pelestarian mangrove di Sumatera Utara ini menjadi krusial mengingat deforestasi, perubahan iklim, dan aktivitas industri yang dapat mengancam keberadaan ekosistem ini.
Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia mengatakan, “Kesehatan, Lingkungan dan Masyarakat merupakan tiga pilar utama fokus inisiatif keberlanjutan dari Danone Indonesia. Pada pilar Lingkungan, tergambar jelas beberapa fokus strategi keberlanjutan Danone Indonesia dan AQUA dalam menjaga alam, diantaranya lewat pertanian regeneratif, konservasi di Daerah Aliran Sungai, serta menekan emisi karbon salah satunya dengan mengembangkan ekosistem mangrove.”
Keterlibatan AQUA dalam konservasi mangrove adalah salah satu bentuk inisiatif kami dalam menjalankan upaya konservasi alam, sekaligus wujud strategi keberlanjutan perusahaan pada pilar Lingkungan. AQUA telah melakukan berbagai inisiatif konservasi mangrove sejak belasan tahun lalu, diantaranya di Pasuruan, Jawa Timur; Manado, Sulawesi Utara; juga di Taman Wisata Alam Angke, Jakarta. Ini juga menjadi bagian komitmen perusahaan dalam mengalirkan kebaikan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia, salah satunya lewat kolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk diantaranya organisasi-organisasi Islam yang berperan penting dalam mendorong kemajuan bangsa, seperti PINBAS.
Menurut Ir. H Andi Y Hendrawan Djuwaeli, MRE., Direktur Eksekutif Global Islamic Development Foundation, “Membangun ekonomi harus berkesinambungan dan berkelanjutan agar terwujud kemandirian umat. Oleh karena itu kegiatan ini tidak berhenti hanya sampai tahap diskusi saja tapi harus ada tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan dengan melakukan rehabilitasi Mangrove. Kami akan menindaklanjuti seminar ini dengan langkah eksekusi untuk melindungi ekosistem mangrove yang diharapkan akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan melindungi lingkungan sumatera utara secara luas.”
Dr. H. Hasnan Syarief Panggabean, M.Pd Ketua Mathla’ul Anwar Sumatera Utara menyampaikan, “Sumatera Utara merupakan salah satu dari empat provinsi prioritas Mangrove for Coastal Resilience (M4CR). Program ini ditujukan untuk melindungi wilayah pesisir dan memberdayakan masyarakat lokal agar mereka kampu menjaga dan mengembangkan kemanfaatan hutan magrove bagi sektor sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Program M4CR bertujuan untuk melindungi wilayah pesisir dan memberdayakan masyarakat lokal agar mampu menjaga dan memanfaatkan hutan mangrove secara berkelanjutan.
Buya M. Azrul Tanjung, S.E., M.Si, Direktur Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (PINBAS) Majelis Ulama Indonesia (MUI), menambahkan, “Tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, konservasi mangrove juga dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan kemandirian umat. Salah satunya dengan berkembangnya kegiatan ekowisata dari daya tarik hutan wisata mangrove. Mengingat potensi deforestasi, perubahan iklim dan aktivitas industri yang dapat mengancam kelestarian mangrove, upaya konservasi mangrove menjadi semakin krusial saat ini. Untuk itu kolaborasi dan sinergi multi pihak sangat dibutuhkan dalam restorasi mangrove, yang saat ini sebagian besar mangrovenya mengalami kerusakan khususnya di Sumatra Utara.”
Susilo, Fungsional Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, menyatakan, “Kami sangat mengapresiasi dukungan berupa edukasi dan bantuan bibit mangrove dari PINBAS MUI dan AQUA yang diberikan bagi Provinsi Sumatra Utara pada hari ini. Saat ini terdapat 15 ribu hektar lahan mangrove yang perlu mendapat perhatian serius di provinsi kami. Kami optimis diskusi publik ini akan membantu seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat menjadi lebih paham tentang pentingnya peran mangrove, bagaimana menjalankan upaya konservasi mangrove, serta mengoptimalkan manfaat mangrove. Konservasi mangrove ini menjadi investasi besar bagi kelangsungan hidup manusia jika dapat dilaksanakan dengan baik”.
Sebagai perusahaan yang lahir di Indonesia sejak 50 tahun lalu, AQUA lahir untuk memenuhi kebutuhan hidrasi masyarakat dengan air minum berkualitas dan halal. AQUA juga terus berkomitmen untuk mengalirkan kebaikan seluas-luasnya bagi masyarakat melalui kolaborasi dan kemitraan strategis dengan berbagai pihak. Diantaranya berbagai pesantren, masjid, serta organisasi-organisasi Islam yang berperan penting mendorong kemajuan umat, seperti Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). “Seluruh kerjasama yang kami lakukan selalu fokus pada pemberdayaan masjid dan umat, pendidikan, lingkungan serta kesehatan umat. Kami berharap seminar dan penanaman mangrove ini dapat menjadi awal dari upaya bersama dan berkelanjutan untuk menjaga ekosistem mangrove di wilayah Sumatra Utara,” tutup Arif. (why)