koranindopos.com – Jakarta. Komite Konsumen Indonesia (KKI) baru-baru ini menemukan galon air minum guna ulang yang telah berusia lebih dari empat tahun beredar di pasaran. Temuan ini kembali menyoroti potensi risiko yang ditimbulkan oleh kandungan Bisphenol A (BPA) dalam kemasan tersebut terhadap kesehatan konsumen.
BPA adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat, termasuk galon guna ulang. Paparan BPA dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan hormon, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, serta gangguan perkembangan pada anak-anak dan janin.
Menurut KKI, semakin lama usia galon guna ulang, semakin tinggi potensi migrasi BPA ke dalam air minum yang dikonsumsi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti pemakaian berulang, paparan panas, serta proses pencucian yang berulang kali dapat menyebabkan pelepasan zat kimia dari plastik ke dalam air.
KKI mendesak produsen air minum dalam kemasan (AMDK) untuk lebih transparan dalam memberikan informasi mengenai usia galon guna ulang serta dampak BPA terhadap kesehatan. Selain itu, KKI juga mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi terkait penggunaan plastik yang mengandung BPA dalam kemasan pangan.
Beberapa negara telah mengambil langkah dengan membatasi atau melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman, terutama untuk produk yang ditujukan bagi bayi dan anak-anak. Di Indonesia, peraturan mengenai batas aman BPA dalam kemasan pangan masih dalam pembahasan, namun masyarakat dihimbau untuk lebih selektif dalam memilih produk air minum.
Sebagai langkah pencegahan, konsumen disarankan untuk:
- Memastikan galon yang digunakan masih dalam kondisi layak pakai dan tidak terlalu lama digunakan.
- Menyimpan galon di tempat yang sejuk dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung.
- Memilih alternatif air minum dalam kemasan bebas BPA atau menggunakan sistem penyaringan air sendiri di rumah.
- Mendukung kebijakan dan regulasi yang mendorong keamanan pangan serta transparansi dalam industri AMDK.
Temuan KKI ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memilih air minum yang aman dan sehat, serta mendorong pemerintah dan produsen untuk lebih bertanggung jawab dalam memastikan keamanan kemasan pangan yang digunakan.(dhil)