koranindopos.com– Rusia. Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan mengatakan dunia perlu memiliki stamina untuk menegakkan hukum internasional dengan mengadili mereka yang dituduh melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Khan juga menantang Kremlin untuk mengizinkan anak-anak Ukraina yang diculik ke Rusia untuk pulang, setelah pengadilannya mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin dan komisaris anak-anak Rusia, Maria Lvova-Belova, dengan alasan bahwa mereka telah mengawasi pemindahan paksa ribuan anak. ”Ini adalah saat krisis. Menurut saya itu bukan hiperbola… kita perlu memiliki stamina untuk mewujudkan keadilan,” kata Khan seperti dikutip dari The Guardian, Senin (20/3/2023).
Khan mengatakan itu adalah saat yang suram bahwa untuk pertama kalinya pemimpin negara yang merupakan anggota tetap dewan keamanan PBB didakwa dengan kejahatan perang. Bersamaan dengan Khan, Menteri Kehakiman Ukraina Denys Maliuska dan Jaksa Agung Andriy Kostin terus menuntut agar dunia terus maju dengan menuntut Putin dan sekutunya dengan kejahatan agresi.
Namun, ICC disebut tidak memiliki kekuatan untuk mengadili Rusia atas kejahatan agresi karena Rusia bukan penandatangan Statuta Roma yang mengatur pengadilan tersebut. Kendati demikian, Khan mengesampingkan argumen itu demi menjelaskan apa yang dia yakini dipertaruhkan untuk hukum internasional dan dunia di Ukraina.
Khan mengesampingkan argumen itu demi menjelaskan apa yang dia yakini dipertaruhkan untuk hukum internasional dan dunia di Ukraina. ”Momen kebangkitan ini memiliki beberapa janji di dalamnya,” katanya.
Namun, jarang ada kepala negara yang diadili di pengadilan. Mantan Presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo didakwa pada 2011 dengan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi dibebaskan pada 2019. Putusan pengadilan mengatakan bahwa penuntutan telah gagal untuk membuktikan adanya rencana bersama dan atau kebijakan serangan berskala besar atau sistematik.
ICC juga pernah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada 2011 untuk mantan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Saat itu, Jaksa ICC Luis Moreno-Ocampo mengatakan pengadilan memiliki bukti kuat atas kejahatan termasuk penembakan warga sipil.
Namun, Muammar Gaddafi dibunuh dalam beberapa bulan setelah surat perintah dikeluarkan. Sementara terkait tuduhan terhadap Putin, ICC belum tentu mudah dibuktikan. Penyelidik perlu menunjukkan bahwa para penculik yang diduga tidak hanya mengambil anak-anak di luar kehendak mereka, tetapi mereka juga tidak bermaksud untuk mengembalikan anak-anak tersebut kepada wali sah mereka. Selain itu, Statuta Roma mensyaratkan bahwa pihak penuntut harus membuktikan bahwa “pelaku bermaksud untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, kelompok bangsa, etnis, ras atau agama itu”. (cnni/mmr)