Koranindopos.com – Jakarta. Senyum hangat terlihat dari siswa-siswi SLB Rawinala, penyandang tuna ganda netra yang memiliki dua atau lebih keterbatasan menyambut kedatangan milenial PNM di Yayasan Pendidikan Dwituna. Di tengah keterbatasan siswa-siswi SLB tersebut, milenial PNM disuguhkan dengan penampilan bermusik yang sangat memukau.
Kesan pertama yang melekat di hati milenial PNM saat berkunjung ke SLB Rawinala dalam rangka merayakan HUT PNM ke-25, luar biasa. Dalam kesempatan itu, mereka berinteraksi dengan membuat prakarya bersama, dan bertukar cerita tentang cita-cita serta harapan-harapan untuk bisa hidup mandiri.
“Kami sungguh merasakan kebahagiaan atas kedatangan teman-teman PNM. Sebuah berkat dan menjadi kekuatan bagi kami untuk bisa terus melayani,” ungkap Elsy, guru di sekolah yang berlokasi di Jakarta Timur ini.
Wakil Kepala Sekolah SLB Rawinala, yang sudah mengabdi selama 20 tahun, Vera, mengungkapkan rasa terima kasih kepada milenial PNM yang telah meluangkan waktu mengunjungi adik-adik berkebutuhan khusus.
“Terima kasih banyak sudah datang ke Rawinala. Tentunya banyak yang terpanggil namun hanya sedikit yang terpilih untuk melayani. Begitu juga dengan kunjungan teman-teman hari ini,” ujar Vera.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mendorong generasi muda untuk peka terhadap mereka yang membutuhkan. Menurutnya, rasa empati perlu terus dipupuk khususnya oleh milenial PNM yang juga memberikan pelayanan kepada pelaku usaha ultra mikro di Indonesia.
“Ini bagian dari program PNM Peduli sebagai rangkaian HUT PNM ke-25. Bukan hanya berbagi asa dengan teman-teman disabilitas tetapi juga sebagai wadah agar anak muda belajar peduli dan mau melayani. Harapannya agar para milenial mampu memberikan pelayanan optimal memberdayakan nasabah ultra mikro dengan sepenuh hati,” ungkap Arief Mulyadi.
Sebagai perusahaan pemberdaya ultra mikro, PNM berkomitmen untuk terus hadir memberikan pendampingan usaha demi meningkatkan kesejahteraan keluarga.
PNM berharap kunjungan tersebut dapat menambah sukacita dan menjadi penyemangat para siswa untuk terus tumbuh membangun asa di tengah ketidaksempurnaannya.