Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, erupsi tersebut terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 milimeter (mm) dan durasi sekitar 32 detik. Kolom abu yang dikeluarkan terlihat berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, yang mengarah ke timur. Stanis mengimbau masyarakat dan para wisatawan untuk tidak mendekati area berbahaya tersebut.
Stanis menyarankan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Ile Lewotolok, termasuk pengunjung, pendaki, dan wisatawan, untuk tidak memasuki kawasan dengan radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung berapi tersebut. Hal ini penting untuk menghindari potensi bahaya akibat erupsi dan longsoran lava yang dapat terjadi.
“Erupsi ini dapat meningkatkan potensi bahaya bagi masyarakat sekitar, terutama yang berdekatan dengan lereng gunung. Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas setempat,” kata Stanis.
Gunung Ile Lewotolok merupakan salah satu gunung api aktif yang telah beberapa kali mengalami erupsi, dan saat ini berada pada status level II atau waspada. Meskipun erupsi kali ini tidak menyebabkan kerusakan besar, potensi bahaya berupa longsoran lava dan abu vulkanik tetap mengancam. Oleh karena itu, pihak berwenang terus memantau aktivitas gunung dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.
Pihak Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok juga terus mengimbau agar semua pihak memperhatikan kondisi sekitar dan menghindari perjalanan ke daerah yang berpotensi terpapar dampak erupsi.(dhil)