Koranindopos.com, TANGERANG – Dalam jagat bisnis Indonesia, tak jarang korporasi besar mengalami peralihan kepemimpinan yang melibatkan anggota generasi berikutnya dari keluarga pendiri. Salah satu contohnya adalah Victor R. Hartono, cucu dari pendiri perusahaan rokok Djarum, Oei Wie Gwan. Victor memegang tanggung jawab penting dalam manajemen perusahaan tersebut, dan ia memiliki tekad kuat untuk memastikan kesinambungan perusahaan dan menghindari apa yang disebut sebagai “kutukan generasi ketiga”.
Kutukan generasi ketiga merupakan istilah yang menggambarkan fenomena di mana bisnis keluarga hanya bertahan hingga tiga generasi. Victor Hartono tidak ingin hal ini terjadi pada perusahaan yang dibangun oleh kakeknya. Dalam wawancara dengan Bisnis.com pada tanggal 5 Desember 2017, Victor menyatakan bahwa menjaga kesinambungan perusahaan dan mencegah kehancurannya menjadi salah satu misi utamanya.
“Hal itu jadi misi penting bagi hidup saya. Pokoknya (kalau bisa) hancurnya tidak di generasi saya,” kata Victor.
Tak hanya Djarum, Islamic Village Group juga merupakan korporasi besar yang telah tumbuh menjadi entitas berpengaruh di dunia usaha Banten. Pada saat ini, tongkat estafet kepemimpinan di korporasi ini telah diserahkan kepada Iqrar Risyad Nasution. Iqrar, pada usia yang relatif muda, telah menduduki beberapa jabatan penting di berbagai perusahaan, termasuk sebagai Komisaris Utama Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Berkah Ramadhan.
Iqrar Nasution merupakan sosok yang tegas dan lugas dalam lingkungan kerjanya. Keputusan-keputusan diambilnya dengan cepat, mencerminkan ketegasan langkahnya dalam mengemban tanggung jawab. Meski demikian, Iqrar juga dikenal sebagai individu yang ramah dan mudah beradaptasi, sehingga kebijakannya dapat diterima oleh berbagai generasi pegawai.
Dalam percakapannya Iqrar menegaskan bahwa ia tidak percaya pada konsep kutukan generasi. Baginya, keberhasilan sebuah usaha tidak terletak pada generasi yang memimpinnya, melainkan pada upaya dan komitmen yang diberikan untuk menjaga integritas dan nilai-nilai moral dalam bisnis. Iqrar meyakini bahwa didikan orangtua dan nilai-nilai yang ditanamkan sejak kecil akan membentuk fondasi kuat untuk mengatasi segala tantangan dalam mengelola korporasi.
Dalam usahanya memajukan kinerja perusahaan, Iqrar menerapkan empat strategi utama. Pertama adalah investasi pada sumber daya manusia yang kompeten. Kedua adalah merancang program-program yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. Ketiga adalah memperluas jaringan kerjasama. Keempat, adalah menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam kepadatan jadwalnya, Iqrar masih menyempatkan waktu untuk menjalankan hobi bersepeda. Hobi ini menjadi cara baginya untuk menjaga kesehatan fisik dan menjaga keseimbangan dalam rutinitas yang sibuk. Iqrar merasa nyaman dengan sepeda jenis road bike sebagai teman setianya.
Dengan pengalaman dan komitmen yang dimilikinya, Iqrar Nasution membawa semangat baru dalam dunia korporasi, membuktikan bahwa efektivitas dan kesuksesan dalam bisnis tidak hanya ditentukan oleh mitos atau tradisi, tetapi juga oleh sikap, nilai, dan strategi yang diterapkan oleh para pemimpin muda seperti Iqrar. (*/fri)