koranindopos.com – Jakarta. Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengancam akan memberikan respons “tegas” terhadap setiap serangan yang ditujukan kepada mereka. Ancaman ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan serangkaian serangan udara terhadap kelompok Houthi dan memperingatkan Iran agar menghentikan dukungannya terhadap kelompok militan berbasis di Yaman tersebut.
Pada Sabtu (15/3), Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat telah meluncurkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” untuk mengakhiri ancaman Houthi terhadap kapal-kapal pengiriman di Laut Merah. Ia juga menegaskan bahwa Iran harus segera menghentikan dukungannya terhadap kelompok tersebut.
Serangan udara AS terhadap Houthi diklaim telah menewaskan 31 orang, menurut pejabat kesehatan Houthi. Tindakan ini semakin memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Dilansir dari Al Arabiya dan AFP pada Senin (17/3/2025), Kepala IRGC, Hossein Salami, dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu (16/3), menanggapi ancaman Trump dengan tegas.
“Iran tidak akan berperang, tetapi jika ada yang mengancam, Iran akan memberikan respons yang tepat, tegas, dan konklusif,” ujar Salami.
Ketegangan antara Iran dan AS telah berlangsung lama, dengan berbagai insiden yang melibatkan serangan terhadap kapal-kapal di perairan internasional serta konflik di Timur Tengah. Ancaman terbaru dari IRGC ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi yang lebih besar.
Para analis menilai bahwa situasi ini bisa berkembang menjadi konflik yang lebih luas jika tidak ada upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan. Dunia internasional kini menunggu langkah selanjutnya dari kedua pihak dalam menghadapi krisis ini.(dhil)