koranindopos.com – JawaTengah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di RSUD Kota Salatiga, Jawa Tengah pada Senin (22/1).
Dalam kunjungannya, Presiden berkeliling untuk melihat sejumlah fasilitas kesehatan hingga sesekali berbincang singkat dengan para pasien yang berobat di RSUD Kota Salatiga. Presiden juga meninjau pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di rumah sakit tersebut.
Usai melakukan kunjungan, Presiden memuji pelayanan rumah sakit yang tidak memungut biaya dan tidak menerapkan pembatasan kuota layanan rawat inap bagi peserta JKN-KIS.
“Kartu Indonesia Sehat atau KIS sudah diberikan kepada kurang lebih 96 juta dan yang ikut BPJS sekarang ini sudah 267 juta orang, sudah 95 persen lebih sedikit. Yang saya tanyakan tadi apakah ada pungutan, (jawabannya) tidak ada. Pasien nginap dibatasi juga tidak ada. Saya kira ini bagus,” kata Presiden.
Meski masih ada kekurangan, Presiden menilai secara keseluruhan pelayanan kesehatan di RSUD Kota Salatiga sudah bagus. Masyarakat juga sangat terbantu dengan adanya JKN.
“Saya sudah cek beberapa, apakah ada pungutan, tidak ada. Saya kira ini sangat bagus. Saya kira semakin ke sini pelayanan terus diperbaiki,” kata Presiden.
Indah, salah satu pengunjung yang menemani ayahnya berobat di RSUD Kota Salatiga, menyebut telah merasakan manfaat dari program JKN. Keberadaan JKN, lanjutnya, sudah membantu ayahnya melakukan sejumlah operasi dengan menjamin pembiayaannya. Ia pun berharap, program JKN dapat terus dilanjutkan.
“Ini Bapak operasi untuk ketiga kalinya, operasi yang pertama batu di kandung kemih, yang kedua prostat, dan yang ketiga ini mau operasi batu ginjal,” kata Indah.
Direktur Utama RSUD Salatiga Riani Isyana mengaku senang atas kunjungan orang nomor satu di Indonesia tersebut. RSUD Salatiga juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan Menteri Kesehatan yang telah datang serta melihat langsung fasilitas serta pelayanan kesehatan di RSUD Salatiga.
Atas masukan yang telah disampaikan Presiden, Riani menyampaikan bahwa perbaikan segera dilakukan sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien, tanpa harus menunggu lama.
“Bapak Presiden dan Bapak Menkes lebih fokus pada pelayanan JKN, khususnya peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran). Tadi para pasien ditanya antrenya lama atau tidak, mereka menjawab antre tidak terlalu lama, sehingga kami bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua masyarakat tanpa terkecuali,” kata Riani.
Salah satu layanan unggulan rumah sakit yang masuk dalam program JKN adalah operasi katarak tanpa jahitan, tanpa rawat inap, dan dilakukan dalam waktu cukup singkat, yakni kurang lebih 15 menit. Operasi katarak ini menggunakan metode Phacoemulsification atau teknik operasi katarak menggunakan mesin bergelombang ultrasonik.
“Luka sayatan kecil antara 1,8 sampai 2,2 milliliter. Keuntungannya banyak, yaitu proses penyembuhannya lebih cepat, mengurangi risiko silinder, dan lebih nyaman bagi pasien jika dibandingkan dengan teknik manual,” ujar dokter spesialis mata RSUD Salatiga dr. Awang Wimbo. (ris)