koranindopos.com – Jakarta. Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, mendorong Pemerintah untuk memberikan insentif khusus kepada para petani yang mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk membantu para petani yang terdampak oleh bencana kekeringan, yang saat ini berdampak pada ketahanan pangan dan harga beras yang meningkat di banyak daerah.
“Kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen cukup besar sehingga petani kesulitan untuk menanami kembali lahan pertaniannya karena tidak ada modal,” kata Daniel Johan dalam sebuah keterangan rilis pada Rabu (6/9/2023).
Bencana kekeringan yang disebabkan oleh musim kemarau telah mulai berdampak pada lahan pertanian di sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bekasi, dan Kalimantan Barat. Daniel Johan mengingatkan bahwa ketahanan pangan di daerah perlu dijaga, termasuk dengan menjaga lahan pertanian agar tetap produktif.
“Untuk mengantisipasi dampak buruk ini, Pemerintah harus menyiapkan program insentif bagi para petani. Karena gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia akan berdampak pada ketahanan pangan masyarakat,” ungkapnya.
Selain memberikan insentif kepada petani, Daniel Johan juga mendorong Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur irigasi sebagai langkah proaktif untuk menjaga produksi pertanian selama musim kemarau yang panjang.
“Investasi dalam infrastruktur irigasi yang lebih baik telah membantu petani dalam menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dan parah. Ini adalah langkah proaktif yang sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan wilayah ini,” jelas Daniel.
Lebih lanjut, Daniel Johan mengingatkan Pemerintah untuk memastikan ketersediaan cadangan beras di daerah-daerah yang terdampak fenomena El Nino yang dapat menyebabkan kekeringan parah di sentra produksi beras.
“Khususnya di daerah-daerah yang terdampak El Nino. Pastikan stok cadangan beras di daerah yang kekeringan tetap aman. Bisa dengan menggelar operasi pasar, meningkatkan pengawasan, dan koordinasi,” ucapnya.
Daniel Johan juga menyoroti pentingnya promosi praktik pertanian yang berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim. Diversifikasi tanaman, penggunaan teknologi pertanian yang lebih baik, dan perencanaan tata guna lahan yang bijaksana adalah beberapa cara yang dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap dampak kekeringan.
Ketersediaan cadangan beras dianggap sangat penting mengingat prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut fenomena El Nino akan membuat sebagian daerah mengalami kekeringan hebat, termasuk sentra produksi beras.
Daniel Johan berharap bahwa langkah-langkah preventif dan berkelanjutan ini akan membantu menjaga ketahanan pangan nasional dan memastikan bahwa para petani yang terdampak oleh kekeringan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
“Dalam menghadapi masalah kekeringan yang kerap terjadi saat musim kemarau tiba, kita harus memiliki strategi yang efektif dan dapat diandalkan. Bantuan untuk petani dan masyarakat yang terdampak harus menjadi prioritas,” pungkasnya. (dni)