koranindopos.com – Jakarta.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mendorong seluruh puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan peran dalam melakukan pencegahan diabetes sejak dini. Langkah ini diambil mengingat tingginya jumlah penderita diabetes di wilayah tersebut.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una mencatat bahwa pada tahun 2023, terdapat 9.775 orang penderita diabetes, namun hanya sekitar 4.248 orang yang telah mendapatkan penanganan. Hal ini menandakan masih banyak penderita diabetes yang belum tertangani, meninggalkan potensi memburuknya kondisi kesehatan mereka.
Menkes Budi menekankan pentingnya pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer yang sudah tersedia di puskesmas. Tes ini sangat efektif untuk memantau kadar gula darah dan memberikan indikasi awal jika seseorang mungkin terkena diabetes.
“Diabetes itu dicegahnya harus di puskesmas, jadi dicek darahnya, kalau sudah di atas 200, dikasih obat, obatnya gratis,” ungkap Menkes Budi saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una.
Menkes menilai bahwa pencegahan di puskesmas lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan di rumah sakit. Cara ini tidak hanya mengatasi diabetes secara dini dengan biaya yang relatif terjangkau tetapi juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.
“Kalau ini jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit nggak penuh. Apa yang bisa ditangani di puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una, Souvianur Kure, mengonfirmasi bahwa pemeriksaan gula darah sudah dilakukan di hampir semua puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una. Namun, pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikasi belum tersedia, dan dia mengumumkan alokasi anggaran untuk hal ini mulai tahun ini.
Direktur RSUD Ampana, Niko, menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi masalah diabetes. Diharapkan, kolaborasi ini akan meningkatkan layanan kesehatan di wilayah tersebut. Pasien diabetes yang mendominasi ruang rawat inap di RSUD Ampana diharapkan dapat dikelola lebih baik melalui upaya pencegahan yang lebih intensif. (hai)