koranindopos.com – Jakarta. Republik Demokratik Kongo (RDK) sedang menghadapi wabah penyakit misterius yang telah menewaskan lebih dari 50 orang dalam waktu singkat. Penyakit ini pertama kali terdeteksi lima minggu lalu dan bermula dari tiga anak yang mengonsumsi kelelawar.
Menurut Direktur Rumah Sakit Bikoro, Serge Ngalebato, penyakit ini menyebabkan gejala seperti demam tinggi, muntah, dan pendarahan dalam. Kematian terjadi dengan cepat, biasanya dalam 48 jam setelah munculnya gejala.
“Ini benar-benar mengkhawatirkan,” ujar Serge Ngalebato.
Para ahli kesehatan mencatat bahwa gejala penyakit misterius ini menyerupai beberapa virus mematikan seperti Ebola, demam berdarah, Marburg, dan demam kuning. Kasus pertama dilaporkan pada 21 Januari 2025, dan hingga kini 419 kasus telah tercatat dengan 53 kematian.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika, wabah ini bermula di Desa Boloko, tempat tiga anak yang mengonsumsi kelelawar meninggal dalam 48 jam. Sejak itu, jumlah kasus terus meningkat.
WHO menyatakan bahwa wabah akibat penularan penyakit dari hewan ke manusia semakin sering terjadi di Afrika. Pada tahun 2022, WHO mencatat peningkatan jumlah wabah seperti ini lebih dari 60 persen dalam satu dekade terakhir.
Wabah kedua kemudian muncul di Desa Bomate pada 9 Februari 2025. WHO mengirimkan sampel dari 13 kasus ke Institut Nasional untuk Penelitian Biomedis di Kinshasa untuk diteliti.
Namun, hasil laboratorium menunjukkan bahwa semua sampel negatif terhadap penyakit demam berdarah umum seperti Ebola dan Marburg. Meskipun demikian, beberapa sampel menunjukkan positif malaria, sehingga penyebab utama penyakit ini masih belum diketahui.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga medis dan masyarakat setempat. Lokasi wabah yang berada di daerah terpencil menyulitkan upaya investigasi dan pengobatan. Selain itu, kebiasaan konsumsi satwa liar, seperti kelelawar, semakin meningkatkan risiko penularan penyakit zoonosis (penyakit yang berasal dari hewan ke manusia).
WHO dan otoritas kesehatan setempat kini sedang bekerja keras untuk mengidentifikasi sumber penyakit, mencegah penyebaran lebih lanjut, dan memberikan perawatan medis yang memadai.
Wabah penyakit misterius di RDK menjadi peringatan akan bahaya penyakit zoonosis dan pentingnya pemantauan kesehatan global. Dengan penyebaran penyakit yang cepat dan tingkat kematian yang tinggi, diperlukan tindakan segera untuk mencegah pandemi baru.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi hewan liar dan menjaga kebersihan untuk mengurangi risiko infeksi. WHO terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti dari penyakit ini.(dhil)