Koranindopos.com, Jakarta – Dua periode sudah Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Presiden. Banyak pembangunan yang sudah dibangun dieranya seperti 42 bendungan dan tol seluas 2049 km.
“Kita telah membangun bendungan 42 bendungan selama 10 tahun, Insya Allah akan selesai mungkin 60-an tahun ini. Kalau meleset dikit ya 54 bendungan. Karena yang lain dikebut pasti akan selesai,” tukas Presiden Jokowi saat seremoni Musrenbangnas 2024 yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Ia juga mengatakan pemerintah sudah membangun jalan tol 2.049 km selama 10 tahun terakhir, dan jalan nasional 5.833 km, pelabuhan baru 25 unit, airport baru 25 bandara. Namun, ia mengatakan jumlah ini masih tidak cukup, sehingga masih harus ditambah lagi.
“Kalau jalan tol sudah dibangun, bappeda mestinya melihat disambung ke mana, ini kan utama poros utamanya, sambungkan ke wilayah pariwisata, perkebunan, pertanian yang produktif, sentra kerajinan. Itu yang harusnya dikerjakan daerah. Kalau nggak sanggup sampaikan ke pusat,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, saat ini Indonesia dihadapkan pada situasi yang tidak mudah serta tantangan yang tidak gampang.
“Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh 3,2 persen, serta dampak runtutan dari COVID-19 juga masih terasa sampai sekarang,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo menerangkan, diketahui bahwa beberapa negara telah masuk pada resesi, misalnya Jepang, Inggris dan beberapa negara Eropa berada pada posisi menuju pada resesi.
Oleh sebab itu terangnya, kehati-hatian dalam mengelola fiskal, mengelola anggaran, betul-betul harus hati-hati.
Sehingga jangan sampai ada uang serupiah pun meleset dari rencana yang sudah dibuat dan skala prioritas juga harus diperhatikan.
“Karena sekarang semua negara takut dan sangat ketakutan terhadap beberapa hal, yang pertama harga minyak, yang kedua bunga pinjaman semua pada takut masalah itu. Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban terhadap fiskal itu akan sangat-sangat besar,” lanjutnya.
“Sekali lagi kita harus hati-hati dalam mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki,” tambah dia.
Jokowi mengungkapkan, pemerintah Indonesia telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang, bahkan juga sudah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan masuk ke tahunan masing-masing daerah juga telah memiliki RKP.
Karenanya, dia meminta agar rencana kerja tersebut atau rencana besar yang telah disusun oleh pemerintah ini harus sinkron.
“Oleh sebab itu sinkronisasi itu menjadi kunci. Saya berikan contoh, pemerintah pusat membangun bendungan, bangun lagi irigasi primernya, tapi irigasi sekunder irigasi tersier sampai ke sawah tidak dikerjakan, airnya tidak akan sampai ke sawah-sawah yang kita miliki. Ini yang namanya tidak sinkron, tidak seirama,” tutupnya. (haris)