Koranindopos.com, Temanggung – Harapan hidup lebih baik hadir di tengah warga Desa Bonjor dan Desa Glapansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Sebanyak 15 rumah yang sebelumnya tak layak huni kini berdiri lebih kokoh dan nyaman setelah melalui proses renovasi dan pembangunan ulang. Bagi para pemiliknya, rumah-rumah baru ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga simbol perubahan kehidupan.
Kegiatan renovasi ini menyasar lima rumah di Desa Bonjor, Kecamatan Tretep, serta sepuluh rumah lainnya di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan. Proyek ini merupakan bagian dari program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) yang digagas oleh PT Djarum melalui unit Community Development-nya. Dengan anggaran mencapai Rp900 juta, program ini menjadi bagian dari upaya mendukung pemerintah dalam percepatan penanganan kemiskinan ekstrem di daerah.
Salah satu penerima bantuan, Parmi, warga Glapansari, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Rumah yang telah ia tempati selama lebih dari lima dekade kini telah berubah total, jauh dari kondisi sebelumnya yang sempit, lembap, dan rawan bocor.
“Selama ini rumah sering bocor saat hujan dan lantainya masih tanah. Dengan kondisi ekonomi pas-pasan, saya tak mampu memperbaiki. Alhamdulillah, sekarang rumah jadi lebih nyaman untuk keluarga,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Penyerahan secara simbolis dilakukan pada Rabu (30/7) di Gedung Sasana Gita, Kecamatan Parakan, dan dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Bupati Temanggung Agus Setyawan, serta General Manager Community Development PT Djarum, Achmad Budiharto.

Gubernur Ahmad Luthfi dalam sambutannya mengapresiasi langkah PT Djarum yang disebutnya konsisten menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat kecil. Ia menyebut bahwa bantuan bedah rumah semacam ini adalah bentuk kontribusi nyata dunia usaha dalam menjawab tantangan sosial yang masih dihadapi daerah.
“PT Djarum adalah panglima tanpa tanda jasa karena terus bergerak dalam kegiatan kemanusiaan. Saya berharap perusahaan lain dapat meniru langkah ini,” kata Luthfi.
Sementara itu, Achmad Budiharto menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud komitmen sosial perusahaan terhadap warga Temanggung yang selama ini turut menopang pertumbuhan industri.
“Kami ingin masyarakat memiliki rumah yang aman, nyaman, dan sehat untuk ditinggali,” ujarnya.
Masing-masing rumah direnovasi dengan standar bangunan seluas 34 meter persegi, dilengkapi ruang tamu, dua kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Proses pembangunannya juga melibatkan tenaga kerja dari lingkungan setempat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Setiap unit dikerjakan dengan biaya sekitar Rp60 juta, tanpa membebani pemilik rumah dengan biaya tambahan.
Selain program bedah rumah, PT Djarum juga menjalankan inisiatif lain di bidang kesehatan lingkungan. Melalui program Sanitasi Terpadu Djarum, perusahaan menargetkan perbaikan 300 unit sanitasi individu di tiga desa wilayah Temanggung sepanjang tahun ini. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, tidak hanya dari aspek tempat tinggal, tetapi juga kebersihan dan kesehatan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, program RSLH telah menjangkau 620 rumah di berbagai kabupaten di Jawa Tengah. Untuk tahun 2025, program ini akan diperluas dengan target 350 rumah tambahan, mencakup daerah Kudus, Demak, Blora, dan Purbalingga.
Bagi warga seperti Parmi, rumah baru yang mereka tempati kini menjadi tonggak awal menuju hidup yang lebih bermartabat. Renovasi rumah mungkin hanya sebuah langkah kecil dalam peta besar pembangunan sosial, namun dampaknya dirasakan sangat besar oleh mereka yang selama ini tinggal dalam keterbatasan. (Brt/reg)
















