koranindopos.com – Jakarta. Produksi gula di Indonesia terus mengalami defisit yang signifikan. Menurut data dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID Food, produksi gula dalam negeri hanya mencapai 2,4 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi dalam negeri mencapai 7 juta ton.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Sarmuji, menyatakan akan mendorong pemerintah untuk mengembangkan varietas tebu dan meningkatkan produksi gula. Komisi VI juga akan memperbaiki tata kelola pertanian tebu agar target swasembada gula pada tahun 2028 dapat tercapai.
“Kita dorong supaya ada varietas baru yang bisa ditanam dengan hasil yang lebih baik. Tata kelola pertaniannya juga diperbaiki serta para petani diedukasi bagaimana mengelola lahan dengan baik untuk jangka panjang. Sehingga target swasembada gula pada tahun 2028 dapat tercapai,” ungkap Sarmuji.
Lebih lanjut, Sarmuji menjelaskan bahwa ada beberapa masalah terkait swasembada gula, baik dari segi off-farm maupun on-farm. Masalah utama di sisi on-farm adalah menurunnya kualitas pertanian tebu dan menurunnya kualitas bibit tebu. Di sisi off-farm, Komisi VI meminta perbaikan fasilitas pabrik gula.
“Kalau enggak dilakukan perbaikan dengan mesin yang lama, itu pasti akan mempengaruhi kualitas rendemen tebu oleh pabrik yang menggunakan fasilitas lama. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan-perbaikan guna merealisasikan target yang diinginkan pemerintah,” jelas Sarmuji.
Namun, Sarmuji juga menjelaskan kendala lain yang terjadi, yaitu tanah yang sudah dieksploitasi maksimal dan diberi pupuk berlebihan, yang dalam jangka panjang menyebabkan produksi menurun. Oleh karena itu, pembinaan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) diperlukan, terutama terkait cara menanam tebu dengan produksi yang baik dan varietas yang baik.
Untuk mencapai swasembada gula, Komisi VI mengusulkan adanya lahan baru untuk pabrik-pabrik gula, terutama di pulau Jawa. Namun, kendala terbesar adalah hambatan terkait lahan. “Kita mau pacu produksi sebesar apapun tidak mungkin terealisasi bila constrain lahan tidak diatasi. Dengan demikian, disarankan untuk membuat satu produksi lahan yang besar dengan teknologi yang canggih,” jelasnya.
Komisi VI juga mengusulkan adanya pabrik baru dengan lahan yang besar, terutama di daerah Merauke yang memenuhi syarat pertanian dan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan produksi gula sesuai dengan target yang ditetapkan. (hai)