Koranindopos.com – Jakarta. Dibalik kesuksesan yang kini membuat banyak orang terinspirasi, tersimpan kisah pilu tentang perjuangan, tekad, dan luka masa kecil yang pernah dialaminya.Pria asal Manado yang bernama Rivel Sumigar kini melejit sebagai salah satu influencer terbesar di Indonesia.
Melalui platform digital seperti Tiktok, Instagram, Facebook, dan YouTube, dengan total jutaan pengikut setia kini Rivel Sumigar dapat dikenal luas.
Tak banyak yang tahu bahwa Rivel Sumigar semasa kecil pernah mengalami perundungan yang cukup menyakitkan. “Waktu SD aku dibully karena kondisi fisikku,” ungkapnya dalam wawancara.
Lahir prematur dengan kaki kanan yang tidak normal, Rivel Sumigar sempat menjalani pengobatan tradisional dengan metode “spaleg” yaitu kaki diluruskan menggunakan bambu selama berbulan-bulan. Meski pengobatan itu membuahkan hasil, cara jalannya yang masih sedikit timpang membuatnya menjadi sasaran ejekan teman-teman.
“Waktu SD aku dipanggil ‘Si Pengkor’ dan Itu bikin orang tua aku sering menangis diam-diam. Tapi aku bilang ke papa kalau aku baik-baik saja, walaupun di dalam hati sebenarnya sakit”, tutur Rivel Sumigar.
Bullying itu bertahan hingga awal SMP, sebelum akhirnya Rivel Sumigar pindah ke kota untuk melanjutkan SMA. Di lingkungan baru, ia menemukan komunitas yang lebih suportif, dan perlahan rasa percaya dirinya mulai tumbuh.
Tekadnya untuk sukses tak surut. Meski berasal dari keluarga petani dengan keterbatasan ekonomi, Rivel Sumigar tetap berambisi untuk kuliah. Ia lolos beasiswa Bidik Misi dan mulai hidup sebagai anak kost dengan segala keterbatasan, mengandalkan bekal sederhana dari rumah dan uang saku Rp300 ribu per minggu. Demi bertahan, ia menjual satu-satunya laptop miliknya dan memulai usaha jual beli laptop kecil-kecilan.
Usahanya membuahkan hasil. Dari hanya berbagi kamar kost, Rivel Sumigar bisa kost sendiri, membeli sepeda motor, dan menjadi driver ojek online demi menambah penghasilan. Ia bahkan sempat bekerja sebagai waiter di karaoke malam hari sambil tetap kuliah di pagi hari.
Perjuangannya tidak berhenti di situ. Setelah lulus kuliah, Rivel Sumigar sempat bekerja kantoran di Manado sebelum akhirnya menemukan panggilan hidupnya sebagai content creator. Dari YouTube, kemudian beralih ke TikTok, dan namanya pun melejit.
“Sekarang sudah tidak ada lagi yang panggil aku ‘Si Pengkor’. Bahkan mereka yang dulu mengejek, sekarang datang minta diajari cara bikin konten”, ujar Rivel Sumigar sambil tersenyum.
Meski luka batin masa kecil belum sepenuhnya hilang, Rivel Sumigar memilih untuk memaafkan.
Cerita Rivel Sumigar bukan sekadar kisah tentang kesuksesan di dunia digital. Ini adalah kisah tentang keberanian untuk bangkit, tentang tidak menyerah pada luka masa lalu, dan tentang bagaimana ketekunan bisa mengubah takdir. Dari anak petani yang pernah dibully, kini Rivel Sumigar menjadi simbol harapan bagi banyak anak muda di Indonesia. (why)